Wednesday, September 22, 2010

Teknologi Pembunuh


Meskipun kelihatan sangat indah ..... Inilah teknologi pembunuh. Pesawat jet israel, bukan sedang bermain kembang api, tetapi sedang menebar bom carpet untuk orang-orang Palestina. ...

Tuesday, September 21, 2010

Gak Cermat



Idul fitri 1431H, saya diminta mengisi khutbah IEDUL FITRI di perumahan Griya Perwita Wisata. Via telepon seorang teman mengontak. ALhamdulillah saya bisa menjalaninya dengan baik. Tapi bukan itu persoalan yang ingin saya sampaikan di sini, melainkan kebiasaan kita yang sering kurang cermat dalam komunikasi dan tentu saja jadinya tidak cermat juga dalam menyampaikan atau menerima informasi. Bukan persoalan yang terlalu serius dalam kasus saya ini, meski mungkin dalam kasus lain bisa saja serius.
Suatu kritik dan mungkin oto-kritik kepada teman-teman yang sering memegang kepanitiaan seperti ini. Ada dua kesalahan dalam spanduk tersebut yang mungkin banyak yang tidak tahu kecuali teman-teman saya di AKPRIND. Kesalahan pertama dalam penulisan kata "AKPRIN" tanpa huruf "D", dan kesalahan kedua adalah saya bukanlah "REKTOR". Mohon maaf kepada panitia, saya tidak sempat meralat kesalahan ini, melalui blog ini mungkin ralat saya sampaikan. Semoga jadi pelajaran bagi kita, bahwa disamping keikhlasan dan ketulusan dalam dakwah juga diperlukan "kecermatan" dalam komunikasi dan informasi. Karena kesalahan seperti ini sering sekali saya jumpai di kalangan panitia mahasiswa, misalnya dalam mengenali atau menuliskan nama-nama orang. Mohon maaf, semoga bermanfaat.

Monday, September 20, 2010

SuperBus di China

China dengan 1,3 Milyar penduduk tentulah menghadapi problem besar dengan transportasi. Kemacetan lalu lintas akibat banyaknya kendaraan yang lewat di jalan sebagai efek mobilitas manusia yang tinggi. Traffic jam menjadi langganan seperti di jakarta dan sekarang hampir di semua kota besar di Indonesia.



Baru-baru ini China berhasil merancang sebuah SUper Bus yang lebih dari sekedar Bus-Way di jakarta yang tidak memecahkan masalah. Super BUs yang diberi nama "GO GO Gutged Bus" merupakan bus raksasa dengan lebar 6 meter dan tinggi 4,5 meter yang menampung 1200 orang sekali angkut. Bus ini berjalan di atas rel yang dirancang berada di kanan-kiri jalan sehingga bus dapat meluncur dengan energi dari baterai yang dapat dicharge di statio pemberhentian dan sebagian bertenaga matahari. Selain ramah lingkungan juga terjadi penghematan sampai 90% dari sisi ekonomi daripada merancang subway. Bus dapat berjalan dan berhenti tanpa mengganggu lalu lintas mobil yang lewat dibawah kolong bus. Sebuah terobosan yang sangat brilliant! Kapan negeri kita Indonesia dapat menirunya ya?



(sumber : www.gizmag.com/chinese-straddling-bus-china )

Friday, September 17, 2010

Alfa kecil

Serasa baru kemarin sore...
Si kecil Alfa belajar jalan dan berlarian....


Tak terasa sekarang di 2010 ini sudah jadi ustadz !!!!
Selamat berjuang ustadz Salman!

Khutbah Ied 1431 H : Meraih Kemenangan Haqiqi

Menggapai Kemenangan Haqiqi
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر 9×
اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً، لاَإلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْداً لِلْمُسْلِمِيْنَ وَحَرَّمَ عَلَيْهِمْ فِيْهِ الصِّياَمَ، وَنَزَّلَ الْقُرْآنَ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّناَتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ، نَحْمَدُهُ وَنَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ إِحْسَانِهِ وَهُوَ ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْراَمِ.
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَ يَمُوْتُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وأُصَلِّيْ وَاُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ بْنِ عَبْدِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، وَمَنْ دَعاَ اِلَى اللهِ بِدَعْوَتِهِ وَمَنْ جاَهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَقَّ جِهاَدِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ!
Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh
Hari ini kaum Muslimin di seluruh dunia kembali merayakan hari raya Idul Fitri. Di hari yang agung ini, kaum Muslimin menggemakan takbîr, tahmîd, tashbîh, dan tahlîl; berbondong-bondong menunaikan shalat Id dan mendengarkan khutbah.
Marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan kepada kita sedemikian banyak ni’mat, yang tiada dapat kita menghitungnya, terutama bersyukur atas ni’mat yang paling istimewa , yaitu ni’mat iman dan Islam, yang dengannya hidup kita menjadi lurus, benar, bermakna serta selamat di dunia maupun akhirat.
Selanjutnya sholawat dan salam marilah kita sampaikan kepada nabiyullah Muhammad Sallalahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para shohabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dan kita berdo’a kepada Allah swt, semoga kita yang hadir di tempat yang baik ini dipandang Allah swt layak dihimpun bersama mereka dalam kafilah panjang penuh berkah. Amien, amien ya rabbal ‘aalaamien.
Allâhu Akbar 3X wa lil-Lâh al-hamd
Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah,
Setelah sebulan kemarin kita menunaikan ibadah puasa, diiringi dengan sunnah-sunnah qiyamul lail, tadarus alquran, infak dan shodaqoh, alhamdulillah hari ini kita dapat menyelesaikannya. Semoga semua yang kita lakukan dapat diterima Allah dan kita dijadikan termasuk golongan orang-orang yang menang.
Hari ini kaum muslimin merayakan Idul Fitri sebagai Hari Kemenangan, karena telah berhasil melewati ujian mengendalikan hawa nafsu. Sehingga Ramadhan yang telah kita akhiri memberikan kebahagiaan tersendiri bagi kita, hal ini karena ibadah Ramadhan telah memberikan nilai pembinaan yang sangat dalam, menjadi orang yang bertaqwa, sesuatu yang amat kita butuhkan dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Kemenangan individu dan kemenangan ummat.
Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh
Hari kemenangan Idul Fitri dapat dimaknai dan lebih sering dimaknai sebagai kemenangan indifidu karena telah mampu mengalahkan diri sendiri dan hawa nafsu. Hari kemenangan juga lebih sering dimaknai sebagai kemenangan secara spiritual, dimensi ubudiyah, karena telah melewati serangkaian ibadah taqorrub kepada Allah sepanjang bulan Ramadhon dengan sebaik-baiknya. Sebuah dimensi kemenangan yang kita berdoa, insya Allah kita termasuk di dalamnya, termasuk ke dalam pribadi-pribadi yang memperoleh kemenangan secara spiritual.
Namun demikian hadirin yang dimuliakan Allah, satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah kemenangan dalam dimensi keummatan. Kita patut bertanya : benarkah secara keummatan kita ummat islam termasuk ummat yang menang dibanding ummat-ummat lain? Benarkah kita telah menjadi ummat yang terbaik sebagaimana Allah berfirman dlm QS Al Imran 110:

”Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah”
Benarkah kita telah menang? Benarkah kita telah menjadi ummat terbaik? Jawabannya sudah dapat kita sebut. Kita belumlah menjadi ummat yang menang. Bahkan sebaliknya, kita adalah ummat yang kalah di berbagai bidang kehidupan. Ummat yang ditindas dan dibantai dimana-mana: di Irak, di Afganistan, di Gaza-Palestina, Pakistan, Kasmir dan lain-lain. Nabinya di hinakan dengan dijadikan lomba karikatur, Kitab sucinya di hinakan dengan dimasukkan closet, dijadikan sasaran tembak latihan militer, dan yang terakhir, semoga Allah menggagalkannya, ada rencana mengadakan ”hari membakar alquran” sebagai peringatan tragedi 11 September oleh sekolompok orang ekstrim pembenci Islam.
Allâhu Akbar 3X wa lil-Lâh al-hamd
Keadaan di dalam negeri kitapun tidak kalah memilukan. Negeri dengan penduduk muslim terbesar ini, yang sesungguhnya sangat kaya raya ini saat ini didera berbagai persoalan yang tiada habisnya. Hutang negara tahun 2010 telah mencapai 1600 Trilyun, Penduduk miskin terus bertambah dan saat ini telah mencapai 32,7 juta, Korupsi semakin menggurita, kerusakan moral generasi muda semakin memprihatinkan dengan merajalelanya pornografi dan pornoaksi, dan ketidak adilan hukum telah membuat ummat ini tidak lagi menaruh kepercayaan.
Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh
Kenapa semua ini dapat terjadi ? Kenapa ironi ini terus terjadi? Secara individu spiritual kita merasa menang tetapi kenyataannya secara keummatan kita adalah ummat yang kalah. Jawabannya adalah karena ummat ini telah meninggalkan islam sebagai suatu Sistem Kehidupan yang Lengkap, dan hanya menggunakan islam sebatas sebagai suatu sistem ”akhlak dan peribadatan semata”. Dimensi akhlak dan ibadah dilaksanakan sementara dimensi muamalah, sosial, politik, ekonomi dan hukum ditinggalkan. Akibatnya sudah dapat kita rasakan.. keterpurukan dan kehinaan yang tiada habisnya!
Sebab Kekalahan Ummat Islam
Ummat Islam dewasa ini sungguh berada dalam keadaan kritis. Terancam dari berbagai sudut kehidupan, Hal ini telah berlangsung semenjak hampir satu abad yang lalu. Padahal selama ribuan tahun ummat ini terbentengi oleh sistem kehidupan Islami yang menjadikan Allah dan RasulNya sebagai rujukan tunggal dalam menyelesaikan berbagai masalah dan perselisihan yang muncul. Itulah sejarah mulia Islam yang diawali dengan kepemimpinan langsung Nabi Muhammad S.A.W. kemudian dilanjutkan oleh para Khulafa Ar-Rasyidin. Selanjutnya ummat ini mengalami kepemimpinan para khalifah mulai dari Bani Umayyah, Bani Abbasiyyah sampai Kesultanan Ustmani Turki. Terlepas dari plus-minus kualitas para khalifah, pada masa inipun ummat masih menikmati naungan sistem kehidupan yang menjadikan Allah (Al-Qur’an) dan RasulNya (As-Sunnah An-Nabawiyyah) sebagai sumber dari segala sumber nilai dan hukum. Pada masa panjang yang meliputi empat belas abad tersebut ummat masih menyaksikan tegaknya ayat Allah yang berbunyi:

”Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An-Nisa ayat 59)
Sepanjang masa sejarah tersebut, ummat Islam masih bernaung dalam suatu sistem yang menyatukan wilayah ummat dari ujung timur hingga ujung barat dunia sehingga menjadikannya suatu blok kekuatan yang disegani bahkan ditakuti umat-umat lainnya. Namun sebagaimana telah di-nubuwwah-kan oleh Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam, kemudian terjadilah proses dekadensi ummat yang diawali dengan runtuhnya sistem dimana hukum Allah tadinya berlaku. Selanjutnya mulailah ummat ini tercerai berai laksana anak ayam kehilangan induknya, atau bagai anak-anak yatim kehilangan ayahnya. Diawali dengan berubahnya pusat kekhalifahan Islam -yakni Turki- menjadi sebuah negara sekular modern yang mengekor sepenuhnya ke Barat, maka berbagai bangsa Islam lainnya turut membentuk nation-states masing-masing yang intinya menggantikan hukum Allah yang Maha Adil dengan hukum buatan manusia yang penuh kelemahan, kejahilan bahkan kezaliman. Proses dekadensi ummat ini digambarkan dengan tepat oleh baginda Rasulullah SAW :
[latanqudhonna 'urol islami ‘urwatan ‘urwatan fakullamaa intaqadhat ‘urwatun tasyabbatsan naasu billatii taliihaa fa-awwaluhunna naqdhon al hukmu wa aakhiruhunna ash sholaatu]
“Sungguh akan terurai ikatan Islam simpul demi simpul. Setiap satu simpul terlepas maka manusia akan bergantung pada simpul berikutnya. Yang paling awal terurai adalah simpul hukum pemerintahan dan yang paling akhir adalah simpul sholat.” (HR Ahmad)
Sejak dibubarkannya sistem kehidupan Islami (baca: Khilafah Islamiyyah) pada tahun 1924 oleh pengkhianat bernama Mustafa Kemal, maka simpul demi simpul ikatan Islam dengan cepat terurai satu demi satu. Sehingga dewasa ini kita rasakan betapa seluruh aspek kehidupan telah terlepas dari kendali ikatan Islam. Ummat manusia kebanyakan, termasuk sebagian ummat Islam sendiri, memandang faham bikinan manusia seperti HAM dan Demokrasi sebagai lebih baik daripada ajaran Allah, Al-Islam. Tidak sedikit muslim yang berpandangan bahwa jika kita kembali kepada Islam dalam menata segenap aspek hidup berarti memutar jarum jam ke belakang alias tidak modern. Sehingga dalam bab sholat saja tidak sedikit kita jumpai seorang muslim dengan ringannya meninggalkan kewajiban mendasar yang satu ini.
Allâhu Akbar 3X wa lil-Lâh al-hamd
Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh
Cara Merebut Kembali Kemenangan Ummat yang Haqiqi
Kalau kekalahan ummat islam disebabkan karena kita meninggalkan sebagian islam dan menjalankan sebagian yang lain, maka tidak ada jalan lain kalau kita ummat ini mau meraih kemenangan kembali sebagai ummat maka kita harus kembali mengambil islam secara utuh, sebagaimana Allah SWT telah mewajibkan :

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam islam secara kaffah (total), dan janganlah kalian mengikuti langkah-langka syeitan, sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagimu (QS. Al baqarah:208).

Hadirin rahimakumullah, tentang kemenangan ummat ini Allah SWT sudah berjanji kepada kaum muslimin ( QS An Nur 55 ):


Dari ayat tersebut jelas bahwa kemenangan ummat islam, bahkan kekuasaan di muka bumi akan diberikan Allah kepada ummat Islam jika ummat islam beriman dan beramal sholeh.
Hadirin yang dimuliakan Allah, Pertanyaannya adalah Iman dan Amal sholeh seperti apakah yang akan membuat kaum muslimin meraih kemenangan dan kekuasaan di bumi? Jawabannya sudah diberikan Alquran yang mulia: Iman yang sepenuhnya meyakini bahwa hanya dengan hukum-hukum Allah secara utuh dan menerapkannya dalam seluruh aspek kehidupan maka ketaqwaan hakiki dapat diperoleh. Amal sholeh yang berupa kerja keras dari ummat ini untuk mengembalikan kehidupan islam dalam seluruh aspek kehidupan, meninggalkan hukum-hukum kufur, yang nyata-nyata telah membuat ummat ini dirundung penderitaan tiada habisnya. Jika sosialisme dan komunisme yang batil telah runtuh dan lenyap, sedangkan sekulerisme dan kapitalisme saat inipun telah beraja di ujung kehancuran setelah memberikan penderitaan yang luar biasa kepada ummat manusia di muka bumi ini, maka kini tinggal Islam yang ditunggu ummat manusia untuk menyelamatkan kehidupan, bukan saja di negeri kita tercinta, tetapi juga bagi seluruh ummat manusia di dunia.
Allâhu Akbar 3X wa lil-Lâh al-hamd
Ma’âsyira al-Muslimîn rahimakumul-Lâh
Sesungguhnya tanggung jawab mengembalikan Islam ke dalam seluruh aspek kehidupan itu adalah tanggung jawab seluruh kaum muslimin, bukan hanya tanggung jawab para ulama, para kiai atau ustadz. Tantangan yang dihadapi masih sangat besar karena diantara kaum muslimin sendiri masih banyak yang ragu-ragu mengambil langkah ini karena besarnya propaganda musuh-musuh Islam, yang terus menciptakan stigma negative seperti sebutan fundamentalis dan teroris bagi orang-orang yang ingin menerapkan Islam secara utuh. Di antara kaum muslimin masih banyak yang percaya bahwa menerapkan Islam secara utuh berarti akan memecah belah masyarakat, bahkan akan menghancurkan keutuhan bangsa.
Sesungguhnya realita yang mendera kita dari sistem yang saat ini kita terapkan, cukuplah menjadi penjelasan dan argumentasi, bahwa sekularisme atau pemisahan kehidupan dari agama adalah sumber problematika ummat ini. Dengan sekulerisme memang kita masih dapat berdakwah untuk mengajak sholat, tetapi kita tidak dapat menghukum orang yang tidak sholat wajib, kita dapat berdakwah agar wanita wajib menggunakan jilbab, tetapi kita tidak dapat menghukum orang yang tidak mau menjalankannya, kita dapat memberi nasihat agar orang tidak berzina, tetapi kita tidak dapat menghukum orang yang berzina bahkan secara terang-terangan dan disebarkan di dunia maya, lalu puluhan remaja telah jadi korban karena menirunya. Sesungguhnya kita memerlukan sistem yang bukan hanya memberi ruang untuk berdakwah tetapi juga sistem yang mampu menghukum dengan hukuman adil bagi orang-orang yang melanggarnya. Itulah sistem islam yang utuh yang akan menjadi keniscayaan bagi ummat ini jika ingin meraih kemenangan yang hakiki. Sistem yang akan memenuhi janji Allah dan kabar gembira yang dinubuwatkan Nabi SAW :
“Sesungguhnya Allah mengumpulkan/ melipat bumi untukku hingga aku dapat melihat timur dan baratnya. Dan sungguh kerajaan umatku akan sampai ke bagian bumi yang dilipatkan untukku tersebut (timur dan barat bumi). Dan aku diberi dua perbendaharaan: merah dan putih.” (HR. Muslim no. 2889)
Akhirnya, hadirin rahimakumullah, marilah kita berdoa kepada Allah, semoga kita menjadi orang-orang yang dipilih Allah untuk menjadi orang-orang yang menang, bukan hanya secara individual dan spiritual, tetapi juga menang sebagai ummat, dan ikut andil demi kemenangan ummat yang akan menyelamatkan kehidupan manusia di bumi ini. Amin ya rabbal ‘alamin.


ALLAHUMMA SHALLI WA SALLIM ’ALA MUHAMMAD, WA ALA ALIHI WAASHA BIHI WA MAN TABI’AHUM BI IHSANIN ILA YAUMUDDIN.
ALLAHUMMAGH FIRLANA WA LIWALIDAINA WARHAMHUMMA KAMA RABBAYANA SHIGHARA. ALLAHUMMAGHFIR LIL MUSLIMINA WAL MUSLIMAT, WAL MUKMININA WAL MUKMINAT, AL AHYA-U MINHUM WAL AMWAT, INNAKA SAMI’UN, QORIBUN MUJIBUDDA’WAT. YA QODIYAL HAJAT.
ALLAHUMMAGHFIR LANA DZUNU BANA, WA LI IHWANINALLADZINA SABAQUNA BIL IMAN. WA LA TAJ’AL FII QULUBIINA GHILLAL LILADZINA AMANU . RABBANA INNAKA ROUUFURRAHIM.
RABBANA DHALAMNA ANFUSANA WA ILLAM TAGHFIRLANA WATARHAMNA LANAKUNNANA MINAL KHOSYIRIN.
RABBANA TAQOBBAL MINNA SHALATANA, WA SIYAMANA, WA RUKU’ANA, WA SUJUDINA, WA JAMI’A ’IBADATINA, INNAKA ANTASSAMIUL ’ALIM. WA TUB ’ALAINA INNAKA ANTA TTAWWABURRAHIM.
RABBANA ATINA FIDDUNYA KHASANAH WAFIL AKHIRATI KHASANAH, WA KINA ’ADZA BANNAR. SUBHANA RABBIKA RABBIL ’IZZATI ’AMMA YASIFUUN WA SALAMUN ’ALAL MURSALIIN. WAL HAMDULILLAHIRABBIL ’ALAMIN.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركات

disampaikan dalam :
Sholat Ied Fitri Kompleks Perumahan Griya Perwita Wisata
jl. Kalilurang Km13 Yk
1 Syawal 1431

ALquran Sudah dibakar, Bagaimana Ummat Islam????

Jakarta - Al Quran jadi dibakar oleh dua pendukung Pendeta Terry Jones di Amerika Serikat, hingga detik ini Presiden SBY masih belum bersikap.

Sebagai presiden dari sebuah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, seharusnya SBY cepat mengeluarkan sikap resmi Republik Indonesia terhadap pemerintah Amerika Serikat.

“Sebagai kepala negara Presiden SBY harusnya cepat bersikap dong, nyatakan mengutuk aksi itu dan menyampaikan protes kepada Amerika Serikat,” ujar Wasekjen Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Syahganda Nainggolan kepada INILAH.COM, Kamis (16/9).
Seharusnya SBY tidak hanya diam, .... lanjutkan