Saturday, January 29, 2011

Ambassador Godwill for Jogja




Para ambassador berfoto setelah dialog dengan para pimpinan PTN/PTS di Yogyakarta, di Cangkringan Village and Spa, Sabtu 29 Januari 2011

Tuesday, January 25, 2011

Fikri Juga Dapat Cobaan

Seperti mas Aik, setahun lalu. Kemarin pulang sekolah Senin 24 Januari 2011, dik Fikri sakit. Habis makan siang terus muntah-muntah. Sore jam 16.30 bangun tidur menjerit-jerit sakit kepala luar biasa. Malamnya terus muntah-muntah. Jam 23.30 dicarikan obat ke apotik sama dr. Dewi, tetapi tidak dapat masuk. Setiap kali minum terus muntah. Akhirnya paginya Selasa 25 Januari 2011, dibawa ke RSCC Yogyakarta. disuruh opname sama dokter karena sudah dehidrasi. Ya semoga tidak terjadi apa-apa. Ini peringatan dan teguran dari Allah agar lebih hati-hati.



myArsip

Friday, January 7, 2011

ISLAM DIMENSI TIGA

Bagi setiap muslim, pendapat bahwa Islam mengatur hidup muslim pada segenap aspek kehidupan merupakan pandanagn yang logis yang memang berdasarkan pada nash yang jelas (QS 16:89). Tetapi pada kenyataannya, masih ada dan cukup banyak muslim yang juga berpendapat bahwa Islam hanya mengatur hubungan individu seorang hamba dengan Tuhannya, sedangkan hubungan sesama manusia dalam ranah yang lebih luas seperti politik, ekonomi, hukum atau sosial, islam tidak terlalu mengatur kecuali hanya memberi substansi-substansi dasar yang bersifat etika dan moral sedangkan detailnya harus dicari manusia sendiri sesuai dengan perkembangan zaman. Mana yang benar? jawabanya akan sangat tergantung kepada pada "aliran" apa kita berpijak. Jika kita menghendaki islam mengatur segenap aspek kehidupan, mengatur individu, termasuk masyarakat dan bahkan negara, maka "biasanya" kita akan diberi cap : islamist, eksklusive, fundamentalis, radikalis, ekstrimis, dan bisa juga akhirnya hanya akan menjadi "teroris". Sedangkan jika kita menganut pendapat yang kedua, kita akan diber gelar ("bukan cap") : moderat, islam toleran, islam inklusive, islam yang berkemajuan, ummat tengahan, dan sejenisnya gelar-gelar yang sangat sejuk.
Secara konsep ajaran, Islam dapat dikelompokkan menjadi 3 dimensi, yaitu :
Dimensi 1 mengatur aqidah dan ibadah mahdhah (hubungan manusia dengan Tuhan)
Dimensi 2 mengatur akhlak makan,minum, pakaian (hubungan manusia dengan diri sendiri)
Dimensi 3 mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain (muamalah seperti politik, ekonomi, hukum, sosial, pendidikan bahkan hubungan luar negeri)


Sayangnya, meskipun 3 dimensi itu mestinya utuh dipahami, dipelajari, dikaji, diamalkan dan juga didakwahkan, pada prakteknya yang lebih dipahami, diamalkan dan didakwahkan adalah islam dimensi 1 dan dimensi 2, sedangkan islam dimensi 3 agak kurang atau bahkan tidak sama sekali.

Kenyataan pemahaman dan praktek islam seperti itulah yang menyebabkan islam kehilangan keindahan dan keagungannya. Islam juga kehilangan kekuatan dan kehebatannya untuk menjadi solusi problem kehidupan. Yang muncul kemudian ironi dan paradoks. Ironi bahwa disatu sisi jamaah haji makin banyak tetapi jamaah korupsipun makin panjang dan menggila. Pengajian diadakan dimana-mana, tetapi kemaksiayatan pun tidak kalah makin marak dan merajalela, seperti tidak pernah nyambung. Bahkan lebih jauh yang muncul adalah phobi dan tuduhan bahwa islam yang penyebab semua kemunduran ini. Islam pula penyebab segala kerusakan dan ketidak adilan.

Oleh karena itu, bagi siapa yang merindukan nasib ummat islam berubah, yang merindukan kejayaan Islam, yang mendambakan dunia yang penuh kedholiman dibawah tatanan ideologi sekuler ini berubah, maka harus mulai menyadari, bahwa semua itu tidak akan terwujud kecuali ideologi Islam memimpin dan mengatur dunia. Dan semua keinginan itu juga hanya angan-angan saja ketika Islam hanya dipahami oleh ummat Islam hanya pada aspek ritual (dimensi 1) dan akhlak spiritual (dimensi 2). Dengan demikian perlu adanya perombakan strategi dalam penyampaian Islam (dakwah) kepada ummat Islam pada aspek-aspek yang terkait dengan dimensi 3. DIperlukan corong-corong dakwah, media-media dakwah, pelaku-pelaku dakwah yang selalu menyadarkan ummat bahwa pelaksanaan dimensi 3 itulah kesempurnaan Islam akan terlihat, dan kesempurnaan pelaksanaan dimensi 1 dan 2 juga akan dapat optimal.

Wednesday, January 5, 2011

HALO DI LANGIT 4 JANUARI 2011




Ketika terjadi Halo di langit (Yogya), berbagai perasaan muncul, subhanallah...., maha suci dan maha kuasa Allah.
Seperti biasa, ketika terjadi peristiwa luar biasa, manusia selalu menghubung-hubungkan dengan kejadian yang sudah atau akan terjadi, ... lantas biasa ya, katanya..katanya. Sebelum ada Tsunami aceh, sebelum lapindo berantas, dan sebelum erupsi merapi, katanya juga terjadi Halo, katanya..., So, ini terjadi Halo, mau ada apa, pasti mau ada apa-apa nih....
Itulah selalu perasan yang muncul dari perasaan manusia, dengan ilmu titen dan ilmu "menghubung-hubungkan" kejadian. Persis ketika jaman Rasululloh terjadi Gerhana bersamaan dengan meninggalnya putra beliau Abdullah. Orang-orang mengatakan bahwa gerhana matahari adalah karena meninggalnya putra Rasululloh. Padahal yang sebenarnya menurut Rasulullah, sikap kita adalah memandang nya saja sebagai kebesaran Allah, sebagaimana kebesaran-kebesaran Allah sudah dinampakkan pada setiap kejadian, meskipun hanya dengan matinya seokor semut, atau hanya gugurnya sebuah daun. Namun kebesaran yang demikian nyata itu tidak membuat hati manusia menyadari dan mendorongnya kepada taat dan tobat, malah semakin jauh dan jauhhhhhhhh. Rasul menyatakan ...Gerhana matahari ini adalah sebagai salah satu tanda kekuasaan Allah SWT.Tidak terjadi karena berkaitan dengan peristiwa tertentu misalnya kematian atau kelahiran seseorang seperti yang terjadi di masa Rasulullah, misalnya, pernah terjadi gerhana matahari yang bersamaan dengan kematian putra Rasul SAW yang bernama Ibrahim. Orang-orang pada saat itu menganggap terjadinya gerhana karena kematian putra Nabi tersebut. Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun membantah keyakinan orang Arab tadi, seraya bersabda:

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut, maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari )

Semoga kita dapat mengambil hikmah dari semuanya dan semoga senantiasa Allah SWT melindungi kita. Amiin.


From AMIR HAMZAH
From AMIR HAMZAH

Sunday, January 2, 2011

Wisata Bencana

Setelah bencana berlalu, setelah 4 November 2010 yang menyeramkan berlalu, dan setelah para pengungsi kembali ke rumah-rumah mereka (bagi yang masih punya rumah), maka ada kegiatan baru di lokasi bekas bencana, yaitu wisata bencana. Melihat-lihat lokasi bekas bencana cukup memberi pelajaran, betapa lemahnya manusia, bahkan apa-apa yang merupakan buatan manusia, seperti rumah, perabotan, atau bahkan gedung-gedung sekolah, dll, dihadapan kebesaran kekuasaan Allah melalui erupsi gunung Merapi....
Harusnya manusia mampu mengambil pelajaran bahwa dikala mereka banyak meninggalkan peringatan-peringatan Allah mereka akan merasakan janji-janji Allah yang sifatnya pasti , yakni siksaan berupa bencana-bencana alam akan terjadi. Sayangnya banyak manusia yang sudah tersusupi pikiran 'sekuler' selalu memandang bahwa kejadian bencana sedahsyat apapun hanyalah "gejala alam" biasa, nggak ada hubungannya dengan siksa, ndak ada hubungannya dengan Allah atau peringatan Allah. Bahkan  mereka lebih jauh lagi menganggap bahwa menghubung-hubungkan bencana dengan siksa Allah adalah pikiran dan pendapat orang-orang bodoh...