Saturday, July 14, 2012

Perisai Diri dan Perisai Ummat


Masjid Krajan, 13 Juli 2012- Seminggu sebelum Ramadhan 1433M

Sebentar lagi, 6 hari lagi tamu yang dirindukan ummat akan dating. Ia adalah bulan Ramadhan. Bulan Suci, Bulan Ilmu dan Bulan Ketaqwaan.
Rasulullah dalam sambutan menyambut Ramdhan pernah berpesan agar kita memperbanyak 4 hal. Dua hal yang mendatangkan keredhaan Allah, yaitu mengakui Tiada Tuhan yang berhak disembah, dan dijuung tinggi syariatnya kecualai Allah SWT, dan memeohon ampun kepadanya. Dua hal yang sangat kita butuhkan adalah berdoa mohon syurga dan mohon dihindarkan dari api neraka.
Tujuan Puasa tidak lain adalah agar kita menjadi orang yang bertaqwa. Sementara taqwa adsalh menjalankan seluruh perintah dan menjauhi sleuruh larangannya. Bisakah kita bertaqwa tanpa perisai?? Dengan definisi taqwa seperti itu kita tidak mungkin mencapainya tanpa perisai? Apakah perisai itu?
Perisai Diri : PUASA.
Puasa adalah perisai begi setiap muslim yang serius mengamalkannya.  HR Bukhori :”Kullu amalibni abdam Lahu, illa shiyaam. Washoumu Li, Wa anna ajzii bihi. WA SHIYAMU JUNNATUN” – Setiap amal ibnu adam itu baginya (pahalanya), kecuali siyam- dan siyam itu untukku, aku yang akan memberikannya pahala- DAN PUASA ADALAH PERISAI….! . Hadits lain Riwayat Ahmad : “Ashshiyamu Junnatun minannar Ka junnati ahadikum minal Qital” – Puasa itu perisai dari api neraka sebagaimana perisai bagi kalian ketika berperang”. Ya, puasa adalah perisai. Jika kita dapat menjalankan hakekat puasa dalam perjalanan hidup kita. Inti dari puasa adalah MENAHAN DIRI dan KESABARAN. Betapa banyak dosa diperbuat hanya karena orang tidak mampu menahan diri dan bersabar. Banyak remaja putrid hamil, karena tidak mampu menahan diri, pejabat korupsi, karena tidak menahan diri, ibu rumah tangga kabur dari suami, karena tidak dapat menahan diri daan orang miskin menderita kemudian bunuh diri karena kemiskinan… hanya karena tidak mampu menahan diri.
Perisai Ummat : IMAM
Islam adalah agama sempurna, tidak akan hanya mengurus urusan pribadi dan tanpa aturan untuk urusan ummat. Jika saat ini ada pembataian ummat dimana-mana, di Burma- Rohingnya puluhan ribu muslim dibunuh, masjid dibakar, madrasah dimusnahkan, oleh Ekstrimis Budha? Jika di Gaza tiap hari muslim dibunuh oleh yahudi-Israel, Jika di Pakistan pesawat-pesawat tanpa awak milik Amerika setiap saat membunuh penduduk sipil tak berdosa, di Irak, di Afganistan tentara salibis terus membunuhi ummat ini… Sampai kapankah itu akan berakhir. Kenapa semua itu bisa terjadi??? Tak lain dan tak bukan Ummat ini tidak punya perisai. Apakah perisai Ummat ini ? IMAM-KHALIFAH, ya kita dibantai karena kita tidak punya perisai. Bukan main-main , sudah hampir 90 tahun ummat ini tidak punya perisai. Sudah jutaan muslimin mati sia-sia oleh kebuasan orang-orang kafir.
Rasul bersabda :
-“AL Imamu Junnatun, Yuqotalu min waraihi – wa yuttaqo bihi –“  -- Imam, pemimpin, khalifah adalah Perisai, tempat dimana ummat berperang dibelakangnya untuk meninggikan kalimah Allah, dan menyempurnakan ketaqwaan dengannya.
Ya tanpa imam mustahil taqwa kita dapat sempurna. Banyak perintah Allah akan terbengkelai jika imam tidak aa, misalnya :
An Nur ayat 2 : “Azzaniyatu wa zani fajliduu kulla wahidin minhuma miatah jaldah…”
AL Maidah 38 : “Wa syariku wa syarikatu faqto’u aidiyahumma….”
AL Baqoroh 178 : “Ya ayyuhalladzinaamanu kutiba ‘alaikumul qishosh fil qotla…”
AL Imron 103 : “Wa’tashimu bihablillahi jami;a wa latafarroqu…”
Semua itu perintahnya ditujukan kepada KAUM MUSLIMIN SEMUA…, tetapi semua itu tidak dijalankan kecuali ada IMAM/ Khalifah. Maka jika kita tidak dapat menjalankan kewajiban kecuali dengan adanya seorang imam, dan kewajiban-kewajiban itu adalah kewajiban besar yang akan mentukan ketentraman masyarakat, maka kewajiban terbesar adalah berjuang keras mewujudkan IMAM sang Perisai ummat. Tanpa itu kita tidak akan mungkin mencapai kesempurnaan taqwa kita.
Wallau’alam bishawab.

Monday, July 2, 2012

SOMBONG

Kalisa Religia (edisi 25 - 2 Juli 2012)
Dalam QS Az Zumar ayat 71-72 Allah berfirman (artinya):

71-Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)." Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir


72. Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya" Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.

Apakah sebenarnya hakekat sombong itu? di dalam suatu hadits Rasulullah pernah bersabda :


وعن عبداللّه بن مسعودرضى اللّه عنه عن النّبىّ صلّى اللّه عليه وسلّم قال : لايدخل الجنّةمن كان فى قلبه مثقال ذرّةمن كبر ، فقال رجل : انّ الرّجل يحبّ ان يكون ثوبه حسناونعله حسنة ، قال : انّ اللّه جميل يحبّ الجمال . الكبر : بطرالحقّ وغمط النّاس (رواه مسلم)٠
Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar dzarrah dari kesombongan.” Salah seorang shahabat lantas bertanya: “Sesungguhnya seseorang senang jika bajunya bagus dan sandalnya baik?” Maka beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah Dzat yang Maha Indah dan senang dengan keindahan, Al-Kibru (sombong) adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.”(HR Muslim dalam Shahih-nya, Kitabul Iman, Bab: Tahrimul Kibri wa Bayanuhu)

Dalam riwayat lain:
لاَ يَدْخُلُ النَّارَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ إِيْمَانٍ وَلاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
Tidak akan masuk neraka seseorang yang di dalam hatinya ada sebesar biji sawi dari keimanan dan tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar biji sawi dari kesombongan.” (HR Muslim dalam Shahih-nya, Kitabul Iman, Bab: Tahrimul Kibri wa Bayanuhu)

Kesombongan dapat menimpa siapa saja. Tapi sombong seperti apakah yang dapat mengantar seseorang masuk neraka dan KEKAL DI DALAMNYA seperti QS Az Zumar 72? Apakah hanya karena gara-gara punya baju bagus atau mobil bagus lantas sombong kemudian harus masuk neraka dan kekal di dalamnya?
SImbol kesombongan adalah IBLIS dari kalangan JIN, sedangkan dari kalangan manusia adalah FIR'AUN. Ada kesamaan karakter IBLIS dengan fir'aun, yaitu SOMBONG. Iblis merasa lebih tinggi dari Adam, dan perasaan itu membuatnya menolak perintah Allah untuk sujud kepada Adam. Fir'aun lebih lagi, ia merasa menjadi Tuhan, dan marah besar ketika Musa mengajaknya menyembah Allah SWT.
jangan-jangan kita dalam hati kita memiliki sifat tersebut. Bukan baju bagus atau sandal bagus, tetapi kita menolak kebenaran syariat islam yang sudah jelas-jelas gamblang. Kita menolak hukum-hukum islam dengan alasan kita bukan negara agama, atau Indonesia plural, jadi hukum islam tidak cocok dst..dsb... Jadinya kita memilih-milih syariat yang enak-enak dan tanpa resiko. Membuang syariat yang "seram-seram" dan membuat marah orang-orang kafir.... na'uzubilllah.. marilah kita bertobat.
Cobalah kita cek diri kita jika disampaikan ayat-ayat Allah SWT tentang :
  1. Hukum dera bagi pezina (QS An Nur 2)
  2. Hukum potong tangan bagi pencuri (QS Al Maidah 38)
  3. Hukum qishosh bagi pembunuh (QS Al Baqoroh 178)
  4. Jika berselisih faham, kembalinya ke Allah dan rasul (QS An Nisa 59)
Tanyakan pada diri kita, apakah ada penolakan tentang kebenaran hukum itu? Apakah ada keberatan dan ada kesedihan bahwa hokum-hukum itu tidak dilaksanakan oleh kaum muslimin? Atau malah sebaliknya keberatan kalau hokum-hukum itu dilaksanakan ? jawaban dari semua itu adalah kadar kesombongan kita terhadap hokum-hukum Allah. Semakin besar penolakan hokum-hukum itu semakin besar pula kadar kesombongan kita. Dan bisa jadi jika hukum2 semacam itu dan yang setara kita tolak , sebenarnya kita telah menolak ISLAM itu sendiri… yang mengancam kita untuk KEKAL di neraka, meskipun kita “MERASA” islam dan berhak masuk syurga..