Tuesday, January 15, 2013

KENAPA ISLAM JADI AGAMA "KEKERASAN" ?

Tidak dipungkiri bahwa dalam alquran banyak ayat yang berbicara tentang jihad dan perang. Salah satunya tentang kewajiban berperang di jalan Allah, dalam QS 2:216 menyatakan "diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, tetapi ia sangat baik bagimu dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu padahal dia sangat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui". Dalam surat-surat yang lain kewajiban berperang ini bertebaran. Bahkan sampai kewajiban dalam persiapan perang yang harus dilakkan kaum muslimin. Allahpun sempat bersumpah demi kuda-kuda perang yang lari kencang terengah-engah...i . Dalam hadits kewajiban jihad dan perang ini juga banyak kita jumpai, yang menunjukkan ketinggian amal jihad dan perang. Lantas apakah benar tuduhan barat bahwa Islam adalah agama kekerasan?. Meskipun demikian para ulama telah sepakat bahwa Islam tidaklah memaksakan kehendak dan memaksa manusia masuk islam menggunakan kekerasan dan perang. Sejarah Rasulullah dan para sahabat menunjukkan dengan jelas bahwa Jihad dalam arti Perang digunakan hanyalah untuk MENGHILANGKAN PENGHALANG DAKWAH, dalam arti bahwa seruan ke dalam islam tetaplah DAKWAH, seruan, ajakan yang tidak memaksa manusia masuk islam (QS Al Baqoroh 256). Kalau memang demikian kenyataannya, kenapa Islam dikesankan sebagai agama kekerasan? Inilah hasil propaganda para orientalis dan pembenci islam, yang sayangnya pandangan seperti ini sekarang banyak diadopsi oleh kalangan islam sendiri yang memposisikan diri sebagai Islam "liberal", "islam moderat", "islam toleran" dan sebutan-sebutan lain yang kemudian berupaya keras melakukan "re-definisi" terhadap istilah-istilah seperti JIHAD dan QITAL. Propaganda barat yang senantiasa menuduh Islam adalah agama kekerasan kemudian diamini oleh orang-orang islam yang terbawa cara berpikir barat bahwa Islam adalah agama ritual dan spiritual saja. Masih ingat kita suatu film berjudul "FITNA" yang dibuat oleh sosok Gert Wilders seorang anggota parlemen Belanda yang menggunakan ayat-ayat perang kemudian menuduh itulah akar kekerasan dalam islam, bahkan dalam film itu digambarkan bahwa pengeboman WTC 11 september adalah dilakukan oleh teroris islam, meskipun mereka tidak pernah dapat membuktikannya. Kemudian Gert menuntuut ummat islam yang hidup di Belanda untuk menyobek sepertiga isi alquran karena berisi kekerasan dan perang. Sebenarnya kalau mau jujur, islam mestilah diterapkan secara utuh, baik level individu, masyarakat dan terlebih-lebih negara. Ketika islam hanya dilakukan dan diamalkan dalam level individu maka muncullah masalah "image" bahwa islam adalah agama kekerasan. Sebagai contoh, jika ada tempat maksiyat yang tetap buka di bulan ramadhon, yang mestinya ini ditutup bukan hanya di bulan ramadhon tetapi juga di bulan-bulan lain. Ada sekelompok ummat islam yang sudah lapor kepada aparat penegak hukum dari level RT sampai level kapolri sudah dilapori, memohon agar tempat maksiyat tersebut ditutup karena bertentangan dengan "moral bangsa", tetapi tempat maksiyat tersebut masih tetap jalan dan seperti "menantang". Lantas ketika sekelompok orang yang tidak sabar itu kemudian mengobrak-abrik tempat maksiyat tersebut maka dikatakanlah ia "sebagai kelompok islam yang suka melakukan kekerasan". Tetapi coba kita bayangkan, jika yang mengobrak-abrik tempat maksiyat itu adalah "aparat penegak hukum", tentu yang kita katakan adalah "penegak hukum yang sedang menegakkan hukum", bukan sekelompok orang yang sedang melakukan kekerasan. Jadi persoalan sebuah perbuatan itu "kekerasan atau bukan" ternyata sangat tergantung kepada siapa pelakunya. Dan dari sini terlihat bahwa persoalan "islam menjadi agama kekerasan" adalah karena islam tidak diterapkan secara lengkap dalam level negara, termasuk dalam "bagaimana negara memandang sesuatu itu maksiyat/kejahatan atau bukan". Jika negara memandang bahwa tempat maksiyat adalah "seni" dan dalam HAM kebebasan harus dilindungi jadilah...islam menjadi berwajah bopeng-bopeng dan garang seperti bagaimana kalanagn liberal dan moderat memandang islam... wallahu'alam.

BAHAN DISKUSI PADA PROGRAM Kalisa Religia edisi 42, Senin 14 Januari 2013 ISTAKALISA 96.2 FM, pukul :16.00-17.00 SUMBER : LINK