Baru-baru ini berita di media cukup santer memberitakan munas salah satu partai berasas islam di Indonesia yang selama ini terkenal dan menyebut dirinya sebagai PARTAI DAKWAH, namun dalam munas kali ini mendeklarasikan diri sebagi PARTAI TERBUKA. Partai terbuka memuat makna bahwa kalau selama ini yang boleh jadi kader dan anggota hanya orang islam, tetapi sekarang boleh orang non muslim. Bahkan petinggi partai itu menjelaskan bahwa kalau terhadap non muslim maka parati ini nanti tidak menawarkan islam, tetapi menawarkan kebersamaan. Sakilas saya merenungkan apakah sekarang tidak perlu dakwah lagi mungkin ya?. Jawaban ini rupanya diberikan oleh pengamat Fachry ALi (republika.co.id, 20/6/2010) bahwa partai itu sekarang telah berubah dari PARTAI DAKWAH menjadi PARTAI POLITIK, dalam arti akan juga menempuh kebiasaan jalan yang ditempuh partai politik di Indonesia, yaitu kompromistis.
Tiba-tiba saya ingat keteguhan nabi SAW ketika ditawari kekuasaan, wanita, harta, bahkan ancaman dan bujukan oleh petinggi quraisy melalui paman beliau Abu Thalib, dan beliau SAW menjawab tanpa kompromi: "Wahai paman, seandainya mereka letakkan matahari di tangan kanan dan bulan di tangan kiri agar aku berhenti dari dakwah ini, niscaya aku tidak akan berhenti sampai Allah memenangkan urusan ini atau aku binasa karenanya".
Saya semakin tidak mengerti apakah dan disisi manakah beliau berjuang menegakkan agama ini melibatkan orang-orang kafir yang justru akan diseru agar masuk agama ini?. Apakah piagam madinah yang antara lain berisi pasal kebersamaan membela madinah bersama-sama kemudian dapat dijadikan sandaran boleh berjuang bersama orang non muslim. Lantas dapatkah berjuang menegakkan sistem islam mengajak orang non muslim yang sunnatullahnya pasti menjadi penghalang tegaknya sistem Islam itu sendiri, seperti firman Allah "Dan kaum yahudi dan nasrani tidak akan rela sampai kamu mengikuti millah mereka" (QS 2:120). Dan rupanya inilah salah satu millah mereka yang diikuti yaitu millah DEMOKRASI yang membuat suara dakwah mungkin akan menjadi tumpul. Partai ini bisa jadi akan ditinggalkan kader dan simpatisannnya yang tidak dapat memahami perubahan ini, sementara target pemilih nasionalis dan pemilih non muslim yang dibidik tetap tidak percaya bahwa partai ini benar-benar terbuka. Belum cukupkah pelajaran dari PARTAI TERBUKA berlambang matahari bersinar yang menggunakan logika demokrasi yang sama, namun orang tetap melihat figur siapa yang menarik gerbongnya. Sepertinya 2014 nanti akan membuktikan apakah kekalahan yang sama akan berulang, dan benar kata pepatah pengalaman adalah guru yang paling baik.
No comments:
Post a Comment