Thursday, October 21, 2021

Pengabdian Masyarakat di Kapanewon MLATI

Pengabdian masyarakat jurusan Informatika 21 Oktober 2021 di Kapanewon Mlati, Sleman. Tim dari Informatika : Amir Hamzah, Muhammad Sholeh, Uning Lestari. Forum adalah perwakilan dari pengelola Data dan Informasi di 5 Keluarahan di Kapanewon Mlati dan staf dari Kapanewon Mlati. Tema Materi: 1. Strategi menulis berita (M. Sholeh) 2. Bijak Mengelola Media Sosial (Amir Hamzah) 3. Cyber Bulliying (Uning Lestari) Berikut dokumentasi pengabdian:

Sunday, June 23, 2019

POST TRUTH

Abad pasca kebenaran. Era informasi telah menyebabkan kita dibanjiri jutaan informasi setiap detik setiap menit dan jam. Kita terkadang tak mampu lagi menyaring dan memilah informasi tersebut benar atau salah. Secara psikologis informasi yang sering hadir dan terus hadir didepan mata dan telinga kita akan cenderung dianggap sebagai kebenaran. Padahal dia sebenarnya adalah kebohongan. Kebohongan yang diterima secara publik lama-lama akan diterima sebagai kebenaran. Akhirnya kebenaran bukanlah kebenaran, tetapi kebenaran adalah apa yang dirasa oleh publik sebagai kebanaran. Berpindahlah hakim dari rasio dan logika menjadi rasa dan perasaan. Ini dapat kita saksikan di mana-mana ketika pencitraan pejabat dan calon pejabat sedemikian massif membombardir ruang publik dengan berpuluh media yang setiap saat ada di ujung jari kita. Hanya mata batin yang benar-benar memiliki standar yang kokoh yang akan terhindar dan selamat dari era pesca kebenaran ini.

Monday, September 19, 2016

RASA TAKUT

Setiap manusia selalu diberi karunia berupa rasa takut. Takut kepada hantu, takut kepada harimau, takut kepada polisi, takut kepada penjara, takut kepada kemiskinan , takut kepada kegagalan, dst. Alquran mencoba berdialog kepada manusia agar manusia menerapkan rasa takut secara proporsional, takut kepada hal-hal yang memang harus dan layak ditakuti. Takut kepada murka Allah, takut kepada siksaan Allah, takut kepada kehidupan sengsara yang abadi, takut kepada pedihnya siksa neraka. Tetapi karena semua yang layak ditakuti itu bersifat abstrak dan ukhrowi, manusia lebih mudah takut kepada hal-hal yang sifatnya duniawi, takut kepada kemiskinan, takut kepada resiko perjuangan yang memang dapat terjadi. Allah dalam QS Al Imron 175 mengatakan : "Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman". Tetapi dari sudut pandang keimanan, berkali-kali Allah menakuti manusia dengan rincian siksa neraka berupa makan dan minum dari pohon yang berduri, minum dengan cairan panas seperti besi yang mendidih sehingga menghanguskan muka (Al Kahfi 29), minum dengan air nanah (Ibrahim 16, Ibrahim 17), tidak ada makanan kecuali darah dan nanah (Al Haqqah 36 dan An Naba 25). Api yang bergejolak mengelupas kulit kepala (AL Amaarij 15-16)dan berbagai bentuk siksaan yang detail supaya manusia ngeri gentar dan takut, kemudian mau beriman dan beramal sholeh. Semestinya kita takut dengan ayat-ayat ancaman tersebut, karena memang ayat itu diturunkan untuk menakut-nakuti. DI situlah takut yang benar. Allah berpesan berkali-kali : Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. (AL Maidah 44). Tetapi itulah manusia, sangat sulit takut dengan takut yang benar, yakni takut kepada Azab dan murka Allah. Dan sangat mudah takut kepada hal-hal yang belum tentu terjadi. Ya ALlah lindungi kami dari ketakutan yang tidak semestinya, dan jadikanlah takut kami kepadaMu dapat mengalahkan kami dari takut kepada selain Engkau. Amin Ya Rabbal Alamin

Wednesday, June 8, 2016

ANCAMAN NEGARA

Dalam sebuah diskusi terbatas dengan pihak pemangku kepentingan menjaga keamanan. Disampaikan bahwa saat ini ancaman bagi eksistensi negara ini berasal dari ideologi kiri yang melalui momen reformasi dan kebebasan kembali menyebarkan ide-idenya. Yang menjadi sasaran utama adalah anak-anak muda, utamanya kalangan mahasiswa yang sangat mudah untuk disusupi. Yang juga tidak kalah berbahaya adalah pandangan ekstrim dalam beragama yang ingin mendirikan islamic state menggunakan pendekatan kekerasan. Mereka sangat intensif mendekati kalangan pemuda utamnya para mahasiswa. Untuk itu maka sudah menjadi kewajiban agar para pengemban pelaksana dan penyelenggara pendidikan menyadari akan adanya gerakan-gerakan yang akan mengancam ini.