Sunday, December 16, 2012
Saturday, September 29, 2012
BARAT INGIN MEMADAMKAN CAHAYA ISLAM
HR Bukhari : “la yuk minu ahadukum hatta aku na ahabba ilaihi min wa lidihi wannasi ajmain" maksudnya," tidak sempurna iman seseorang itu jika aku (Rasululah) tidak disayangi lebih dari ibu bapanya dan dari seluruh manusia yg lain”
Kecintaan kepada nabi : kerelaan untuk membelanya, mentaati perintahnya dan menjaga warisan ajarannya dan meneruskan misi dan cita-cita beliau menyebarkan islam ke seluruh dunia, sehingga Islam benar-benar menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Saat ini penghinaan terhadap nabi untuk yang kesekian kalinya dilakukan melalui sebuah film “innocent of muslim” yang mengambarkan nabi sebagai seorang penipu, lelaki hidung belang yang gemar melakukan pelecehan terhadap wanita. Perlu kita garis bawahi, penghinaan terhadap Islam bukanlah dilakukan secara tidak sengaja, tanpa perencanaan, dan dilakukan oleh orang-orang yang ‘dungu’. Tidak sama sekali. Berulangnya penghinaan terhadap Islam, Alquran, Rasulullah SAW, menunjukkan hal ini merupakan kebijakan yang sistematis dilakukan oleh Barat dan didukung oleh pemerintah Barat . Film ini merupakan bagian dari war on Islam yang tidak bisa dipisahkan dari war on terrorism. Proyek besar Barat. Apalagi tujuannya kalau tidak menyudutkan Islam! Sebelumnya pada tahun 2006, karikatur kartun Denmark yang menghina Rasulullah SAW., diulang baru-baru ini di majalah mingguan di Prancis, Charlie Habdo, seperti di lansir AFP Rabu (19/09/2012). Pada 2010 lalu, seorang Terry Jones dari Florida, secara terbuka menyerukan pembakaran Alquran pada ulang tahun kesembilan 9/11. Ada juga Alquran dimasukkan ke dalam closet oleh tentara Ame-rika di penjara Guantanamo. Di Irak, Alquran jadi sasaran latihan menembak .
HRK : Jauh sebelum itu, demonisasi (setanisasi) terhadap Islam, secara sistematis dikembangkan dalam studi orientalisme pada abad pertengahan yang berkembang di Barat. Kajian ini dilakukan oleh para cendekiawan Barat, jadi bukan orang-orang dungu. Kebencian kaum orientalis terhadap Islam tampak dari julukan mereka menyebut Rasulullah Muhammad SAW dengan sebutan “Mamed, Mawmet, Mahoun, Mahun, Mahomet, Mahon, Machmet” yang semua kata itu memiliki makna satu, yakni setan (devil).
Ini menggambarkan kebenaran firman Allah : AL imaran 118 –QOD BADATIL BAGHDLA MIN AFWAHIHIM WA MA TUKHFI SUDURUHUM AKBAR…”… Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya”.
HRK : Kenapa mereka terus menerus melakukan penghinaan ? Karena mereka tidak dilarang oleh pemerintah mereka atas nama demokrasi dan kebebasan. Karena pemerintah mereka cenderung melindungi dan menyalahkan ummat islam yang melakukan protes. Sebagai contoh, Perdana Mentri Perancis mengatakan: “Kita ada di negara yang kebebasan berkekspresi dijamin, termasuk kebebasan karikatur, yang merasa tersinggung bisa membawa kasus ini ke pengadilan” (News.detik.com, 19/092012). Menlu Amerika pada 13 September 2012, menyatakan :”Dengan kemajuan teknologi seperti sekarang, pencegahan peredaran film itu adalah sesuatu yang mustahil. "Kami tidak bisa menghentikan warga negara untuk berpendapat,… " katanya.
Jelas bahwa kita tidak dapat mengandalkan pemerintah mereka untuk menghentikan penghinaan atas simbul-simbul islam dan kaum muslimin. Penghinaan itu adalah bagian dari perang ideology dan upaya Barat untuk memadamkan cahaya kebangkitan Islam yang menggelora di Seantero dunia dengan tumbangnya para Diktator yang didukung Barat di dunia Arab. Maha benar Allah yang menyatakan upaya-upaya menghambat kebangkitan islam dalam firmannya :
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya
HRK : Upaya untuk membendung kebangkitan ini dikemas dalam program dengan istilah yang menyesatkan seperti “De RADIKALISASI”, yang merupakan bagian dari paket War on Terrorism. Dalam program ini yang disebut radikal adalah mereka yang menyerukan syariah, khilafah, jihad fi sabilillah, anti penjajahan Barat, dan yang menginginkan diusirnya Zionis Yahudi dari Palestina. Deradikalisasi artinya menghilangkan pemikiran Islam tersebut dari kaum Muslim dan melakukan kriminalisasi terhadap pemikiran itu dengan mengaitkan dengan teroris. Bahkan istilah-istilah kunci dan mulia dalam islam menjadi bulan2an “stigma buruk”, seperti istilah JIHAD, JAMAAH-ISLAMIYAH, PENERAPAN SYARIAH, KHILAFAH dll, dengan harapan ummat islam menjadi ketakutan terhadap istilah-istilah tersebut, dan mereka terus dapat memperkokoh penjajannya terhadap negeri muslim. Namun kita yakin bahwa upaya mereka akan sia-sia, kita yakin akan janji Allah. Allah adalah pemilik agama ini yang akan memilih orang-orangnya untuk melindungi kemuliaan nabi dan agama ini. Dan semoga Kita termasuk di dalamnya, Amin ya Rabbal ‘alamin.
Barakallahu Li wa lakum fil quranil adzim, wa nafa’ani waiyakum bima fihi minal ayati wa dzikril hakim, Wa taqoballahu minni wa minkum tilawatahu, Innahu huwal ghofururrohim.
KHUTBAH KEDUA
HRK : Penghinaan terhadap nabi, alquran dan symbol-simbol islam akan terus menerus dilakukan. Meskipun para fukoha bersepakat bahwa hokum bagi penghina nabi adalah hukuman mati, sebagaimana banyak hadits memberikan dalil tentang hal itu. Tetapi pertanyaanya siapakah yang akan melaksanakan hukuman itu? Apakah pemerintahan Negeri-negeri muslim dengan bentuk “nastion state” dan ideology HAM dan DEMOKRASI dapat melakukan itu?. Fakta yang kita saksikan sekarang ini membuktikan Jawabnya tidak mungkin.. Lalu siapa ? Jawabnya adalah Khalifah Islam. Ummat islam butuh persatuan dibawah satu kepemimpinan atau Khalifah atau imam yang akan melindungi kemuliaan nabi dan agama ini. Rasulullah bersabda :
Alimamu junnatun, yuqotalu min waraihi wa yuttaqa bihi – Imam adalah perisai tempat dimana ummat berperang dibelakangnya dan berlindung di bawahnya”.
Seluruh peristiwa yang saat ini menimpa ummat ini kita yakini menjadi tanda semakin dekatnya janji Allah dalam surat Ash Shaf ayat 9
At –taubah – 28 – dan di surat al Anfal
KHUTBAH II : DOA: INNALLAHA WA MALAIKATAHU YUSLLUNA ‘ALA NABI, YA AYYUHALLADZINAMANU, SHOLLU ‘ALAIHI WASSLIMU TASLIMA. ALLAHUMMA SHALLI ‘ALA MUHAMMAD WA ‘ALA ALI MUHAMMAD, KAMA SHOLAITA ‘ALA IBROHIM, WA ‘ALA ALI IBROHIM, FIL ‘ALAMINA INNAKA KHAMIDUMMAJID ALLAHUMMAGH FIRLANA WA LIWALIDAINA WARHAMHUMMA KAMA RABBAYANA SHIGHARA. ALLAHUMMAGHFIR LIL MUSLIMINA WAL MUSLIMAT, WAL MUKMININA WAL MUKMINAT, AL AHYA-U MINHUM WAL AMWAT, INNAKA SAMI’UN, QORIBUN MUJIBUDDA’WAT. YA QODIYAL HAJAT. ALLAHUMMAGHFIR LANA DZUNU BANA, WA LI IHWANINALLADZINA SABAQUNA BIL IMAN. WA LA TAJ’AL FII QULUBIINA GHILLAL LILADZINA AMANU . RABBANA INNAKA ROUUFURRAHIM. RABBANA DHALAMNA ANFUSANA WA ILLAM TAGHFIRLANA WATARHAMNA LANAKUNNANA MINAL KHOSYIRIN. ALLAHUMMANSHUR MAN NASHRADDIN WAHZUL MAN KHAZALAL MUSLIMIN ALLAHUMMA ARINAL HAQQA HAQQON, WAR ZUKNA TUBA”A, WA ARINAL BATHILA BATHILAN, WARZUKNA TINABAH. RABBANA ATINA FIDDUNYA KHASANAH WAFIL AKHIRATI KHASANAH, WA KINA ’ADZA BANNAR. SUBHANA RABBIKA RABBIL ’IZZATI ’AMMA YASIFUUN WA SALAMUN ’ALAL MURSALIIN. WAL HAMDULILLAHIRABBIL ’ALAMIN.
KHUTBAH II : DOA: INNALLAHA WA MALAIKATAHU YUSLLUNA ‘ALA NABI, YA AYYUHALLADZINAMANU, SHOLLU ‘ALAIHI WASSLIMU TASLIMA. ALLAHUMMA SHALLI ‘ALA MUHAMMAD WA ‘ALA ALI MUHAMMAD, KAMA SHOLAITA ‘ALA IBROHIM, WA ‘ALA ALI IBROHIM, FIL ‘ALAMINA INNAKA KHAMIDUMMAJID ALLAHUMMAGH FIRLANA WA LIWALIDAINA WARHAMHUMMA KAMA RABBAYANA SHIGHARA. ALLAHUMMAGHFIR LIL MUSLIMINA WAL MUSLIMAT, WAL MUKMININA WAL MUKMINAT, AL AHYA-U MINHUM WAL AMWAT, INNAKA SAMI’UN, QORIBUN MUJIBUDDA’WAT. YA QODIYAL HAJAT. ALLAHUMMAGHFIR LANA DZUNU BANA, WA LI IHWANINALLADZINA SABAQUNA BIL IMAN. WA LA TAJ’AL FII QULUBIINA GHILLAL LILADZINA AMANU . RABBANA INNAKA ROUUFURRAHIM. RABBANA DHALAMNA ANFUSANA WA ILLAM TAGHFIRLANA WATARHAMNA LANAKUNNANA MINAL KHOSYIRIN. ALLAHUMMANSHUR MAN NASHRADDIN WAHZUL MAN KHAZALAL MUSLIMIN ALLAHUMMA ARINAL HAQQA HAQQON, WAR ZUKNA TUBA”A, WA ARINAL BATHILA BATHILAN, WARZUKNA TINABAH. RABBANA ATINA FIDDUNYA KHASANAH WAFIL AKHIRATI KHASANAH, WA KINA ’ADZA BANNAR. SUBHANA RABBIKA RABBIL ’IZZATI ’AMMA YASIFUUN WA SALAMUN ’ALAL MURSALIIN. WAL HAMDULILLAHIRABBIL ’ALAMIN.
Saturday, September 22, 2012
HUKUM PENGHINA NABI
Hukuman Bagi Yang Menghina Nabi Muhammad SAW
Imam Ibnu Taimiyah dalam bukunya Ash-Sharim Al-Maslul 'ala Syatimi Ar Rasul telah menjelaskan batasan tentang tindakan orang-orang yang menghujat Nabi Muhammad saw. Sebagai berikut: "Kata-kata yang bertujuan menyalahkan, merendahkan martabatnya, kemudian melaknat, menjelek-jelekkan, menuduh Rasululullah saw. tidak adil, meremehkan serta mengolok-olok Rasulullah saw."
Ibnu Taimiyah menukil pendapat Qodhi 'Iyadl yang menjelaskan bentuk-bentuk hujatan Nabi saw. sebagai berikut:
"Orang-orang yang menghujat Rasululah saw. adalah orang-orang yang mencela, mencari-cari kesalahan, menganggap pada diri Rasul saw. ada kekurangan atau mencela nasab (keturunan) dan pelaksanaan agamanya. Selain itu, juga menjelek-jelekkan salah satu sifatnya yang mulia, menentang atau mensejajarkan Rasululah saw dengan orang lain dengan niat untuk mencela, menghina, mengecilkan, memburuk-burukkan dan mencari-cari kesalahannya. Maka orang tersebut adalah yang orang yang telah menghujat Rasul saw. terhadap orang tersebut, ia harus dibunuh. . ."
Seputar Vonis matiImam Asy Syaukani menukil pendapat para fuqaha antara lain pendapat Imam Malik yang mengatakan bahwa orang kafir dzimmi seperti Yahudi, Nashrani, dan sebagainya, yang menghujat Rasulullah saw. terhadap mereka harus dijatuhi hukuman mati, kecuali apabila mereka bertaubat dan masuk Islam.
Sedangkan bagi seorang Muslim, ia harus dieksekusi tanpa diterima taubatnya. Imam Asy Syaukani mengatakan bahwa pendapat tersebut sama dengan pendapat Imam Syafi'i dan Imam Hambali.
Imam Asy Syaukani dalam kitab Nailul Authar jilid VII, halaman 213-215, mengemukakan dua hadits tentang hukuman bagi penghinaan Rasulullah saw.
Diriwayatkan dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra. yang berbunyi: "Bahwa ada seorang wanita Yahudi yang sering mencela dan menjelek-jelekkan Nabi saw. (oleh karena perbuatannya itu), maka perempuan itu telah dicekik sampai mati oleh seorang laki-laki. Ternyata Rasulullah saw. menghalalkan darahnya". (HR Abu Dawud)
Ibnu Abbas RA telah meriwayatkan sebuah hadits yang berbunyi, bahwa ada seorang laki-laki buta yang istrinya senantiasa mencela dan menjelek-jelekkan Nabi saw. Lelaki itu berusaha melarang dan memperingatkan agar istrinya itu tidak melakukannya. Sampai pada suatu malam (seperti biasanya) istrinya itu mulai lagi mencela dan menjelek-jelekkan Nabi saw. (Merasa tidak tahan lagi), lelaki itu lalu mengambil kapak kemudian dia tebaskan ke perut istrinya dan ia hunjamkan dalam-dalam sampai istrinya itu mati.
Keesokan harinya, turun pemberitahuan dari Allah swt kepada Rasulullah saw yang menjelaskan kejadian tersebut. Lantas, hari itu juga beliau saw. mengumpulkan kaum muslimin dan bersabda:
"Dengan menyebut asma Allah, aku minta orang yang melakukannya, yang sesungguhnya tindakan itu adalah hakku; mohon ia berdiri !"
Kemudian (kulihat) lelaki buta itu berdiri dan berjalan dengan meraba-raba sampai ia turun di hadapan Rasulullah saw, kemudian ia duduk seraya berkata:
"Akulah suami yang melakukan hal tersebut ya Rasulullah saw. Kulakukan hal tersebut karena ia senantiasa mencela dan menjelek-jelekkan dirimu. Aku telah berusaha melarang dan selalu mengingatkannya, tetapi ia tetap melakukannya. Dari wanita itu, aku mendapatkan dua orang anak (yang cantik) seperti mutiara. Istriku itu sayang padaku. Tetapi kemarin ketika ia (kembali) mencela dan menjelek-jelekkan dirimu, lantas aku mengambil kapak, kemudian kutebaskannya ke perut istriku dan kuhujamkan kuat-kuat ke perut istriku sampai ia mati."
Kemudian Rasululah saw. bersabda: "Saksikanlah bahwa darahnya (wanita itu) halal." (HR. Abu Dawud dan An Nasa'i)
---
Baca juga Status Penghina Nabi Muhammad SAW Menurut Ulama' Ahlussunnah Wal Jama'ah
---
Siapa pengeksekusi?
Empat belas abad yang lalu, tepatnya di kota Madinah pada masa Rasulullah saw. ada seorang munafik yang bernama Abdullah bin Ubay bin Salul. Ketika itu ia bersumpah: "Demi Allah, apabila aku kembali ke Madinah, tentu orang yang paling mulia akan segera mengusir orang yang paling hina."
Maksud Abdullah bin Ubay adalah bahwa dirinya yang ketika itu termasuk pemimpin di antara pemuka kalangan munafiqun yang menganggap lebih mulia daripada Rasulullah saw; dan bahwasanya Rasulullah Muhammad saw. itu adalah orang yang paling rendah martabatnya di antara mereka. Dengan demikian, Rasulullah saw tidak layak lagi memimpin mereka. Begitulah maksud Abdullah bin Ubay.
Berita tersebut didengar oleh Zaid bin Al Arqam, kemudian ia menyampaikannya kepada Umar. Umar sangat geram mendengar hal ini, lalu ia melapor kepada Rasulullah saw. Dengan menahan emosi, ia berkata, "Izinkan aku, ya Rasulullah, untuk membunuh orang itu, orang yang telah menyebarkan fitnah, agar aku dapat memancung lehernya."
Mendengar permintaan Umar itu, Rasulullah saw lalu bertanya, "Apakah engkau akan membunuhnya, bila kuizinkan engkau melakukannya?"
Umar menjawab," Ya tentu. Demi Allah, jika engkau memerintahkan kepadaku untukmembunuhnya, maka aku akan memancung lehernya, (sekarang juga)."
Rasulullah saw berusaha menenangkan emosi umar, seraya berkata "Duduklah dulu."
Tak lama kemudian, datanglah salah seorang terkemuka dari kalangan Anshar yang bernama Usaid bin Hudlair. Ia kemudian berkata "Wahai Rasululullah, izinkanlah aku untuk memancung leher orang yang telah menyebarkan fitnah di tengah masyarakat itu."
Kembali Rasulullah saw berkata persis seperti apa yang dikatakan Beliau kepada Umar: "Apakah engkau akan membunuhnya, bila kuizinkan engkau melakukannya?"
Usaid bin Hudzair menjawab: "Ya tentu saja. Demi Allah, jika engkau memerintahkan kepadaku untuk membunuhnya, maka aku akan memancung lehernya, (sekarang juga)."
Tetapi, lagi-lagi Rasulullah tidak mengijinkan Usaid melepaskan geramnya.
Berbeda dengan itu, setelah usai Perang Badar, seorang gembong Yahudi bernama Abu 'Afak terus menerus menampakkan permusuhannya pada Islam dan melakukan penghinaan pada Rasulullah SAW.
Di antaranya ia menyuruh penyair untuk membuat sya'ir-sya'ir yang mengandung cacian, celaan, cercaan, dan penghinaan terhadap Nabi SAW. Mendengar hal ini, tanpa banyak komentar seorang sahabat bernama Salim bin Umar mendatangi rumah Abu 'Afak. Kemudian ia menebaskan pedangnya di leher Abu 'Afak sehingga seketika itu juga matilah dia.
Juga pernah suatu waktu ada seorang Yahudi bernama Asma binti Marwan yang sangat membenci Islam. Ia selalu melontarkan perkataan-perkataan yang mengandung penghinaan terhadap Nabi dan Islam. 'Umair bin 'Auf, salah seorang sahabat Nabi mendatangi rumah Asma lalu menancapkan pedang ke dadanya. Ia pun mati. Mensikapi kedua kejadian terakhir ini Rasulullah SAW mendiamkannya.
Nampaklah, sikap Rasulullah SAW tidak mengijinkan membunuh orang munafik Abdullah bin Ubay karena Beliau khawatir orang-orang mengatakan "Muhammad telah membunuh sahabat-sahabatnya". Bahkan Beliau bersedia menshalatkannya saat ia meninggal. Namun, Allah segera menurunkan larangan tentang hal itu (lihat surat at Taubah ayat 84). Sementara, untuk kasus lainnya, pengeksekusinya adalah para sahabat yang gagah berani dengan seijin Rasulullah sebagai Kepala Negara.
---
Siapa pengeksekusi?
Empat belas abad yang lalu, tepatnya di kota Madinah pada masa Rasulullah saw. ada seorang munafik yang bernama Abdullah bin Ubay bin Salul. Ketika itu ia bersumpah: "Demi Allah, apabila aku kembali ke Madinah, tentu orang yang paling mulia akan segera mengusir orang yang paling hina."
Maksud Abdullah bin Ubay adalah bahwa dirinya yang ketika itu termasuk pemimpin di antara pemuka kalangan munafiqun yang menganggap lebih mulia daripada Rasulullah saw; dan bahwasanya Rasulullah Muhammad saw. itu adalah orang yang paling rendah martabatnya di antara mereka. Dengan demikian, Rasulullah saw tidak layak lagi memimpin mereka. Begitulah maksud Abdullah bin Ubay.
Berita tersebut didengar oleh Zaid bin Al Arqam, kemudian ia menyampaikannya kepada Umar. Umar sangat geram mendengar hal ini, lalu ia melapor kepada Rasulullah saw. Dengan menahan emosi, ia berkata, "Izinkan aku, ya Rasulullah, untuk membunuh orang itu, orang yang telah menyebarkan fitnah, agar aku dapat memancung lehernya."
Mendengar permintaan Umar itu, Rasulullah saw lalu bertanya, "Apakah engkau akan membunuhnya, bila kuizinkan engkau melakukannya?"
Umar menjawab," Ya tentu. Demi Allah, jika engkau memerintahkan kepadaku untukmembunuhnya, maka aku akan memancung lehernya, (sekarang juga)."
Rasulullah saw berusaha menenangkan emosi umar, seraya berkata "Duduklah dulu."
Tak lama kemudian, datanglah salah seorang terkemuka dari kalangan Anshar yang bernama Usaid bin Hudlair. Ia kemudian berkata "Wahai Rasululullah, izinkanlah aku untuk memancung leher orang yang telah menyebarkan fitnah di tengah masyarakat itu."
Kembali Rasulullah saw berkata persis seperti apa yang dikatakan Beliau kepada Umar: "Apakah engkau akan membunuhnya, bila kuizinkan engkau melakukannya?"
Usaid bin Hudzair menjawab: "Ya tentu saja. Demi Allah, jika engkau memerintahkan kepadaku untuk membunuhnya, maka aku akan memancung lehernya, (sekarang juga)."
Tetapi, lagi-lagi Rasulullah tidak mengijinkan Usaid melepaskan geramnya.
Berbeda dengan itu, setelah usai Perang Badar, seorang gembong Yahudi bernama Abu 'Afak terus menerus menampakkan permusuhannya pada Islam dan melakukan penghinaan pada Rasulullah SAW.
Di antaranya ia menyuruh penyair untuk membuat sya'ir-sya'ir yang mengandung cacian, celaan, cercaan, dan penghinaan terhadap Nabi SAW. Mendengar hal ini, tanpa banyak komentar seorang sahabat bernama Salim bin Umar mendatangi rumah Abu 'Afak. Kemudian ia menebaskan pedangnya di leher Abu 'Afak sehingga seketika itu juga matilah dia.
Juga pernah suatu waktu ada seorang Yahudi bernama Asma binti Marwan yang sangat membenci Islam. Ia selalu melontarkan perkataan-perkataan yang mengandung penghinaan terhadap Nabi dan Islam. 'Umair bin 'Auf, salah seorang sahabat Nabi mendatangi rumah Asma lalu menancapkan pedang ke dadanya. Ia pun mati. Mensikapi kedua kejadian terakhir ini Rasulullah SAW mendiamkannya.
Nampaklah, sikap Rasulullah SAW tidak mengijinkan membunuh orang munafik Abdullah bin Ubay karena Beliau khawatir orang-orang mengatakan "Muhammad telah membunuh sahabat-sahabatnya". Bahkan Beliau bersedia menshalatkannya saat ia meninggal. Namun, Allah segera menurunkan larangan tentang hal itu (lihat surat at Taubah ayat 84). Sementara, untuk kasus lainnya, pengeksekusinya adalah para sahabat yang gagah berani dengan seijin Rasulullah sebagai Kepala Negara.
Wednesday, August 15, 2012
Saturday, July 14, 2012
Perisai Diri dan Perisai Ummat
Masjid Krajan, 13 Juli 2012- Seminggu
sebelum Ramadhan 1433M
Sebentar lagi, 6 hari lagi tamu yang
dirindukan ummat akan dating. Ia adalah bulan Ramadhan. Bulan Suci, Bulan Ilmu
dan Bulan Ketaqwaan.
Rasulullah dalam sambutan menyambut
Ramdhan pernah berpesan agar kita memperbanyak 4 hal. Dua hal yang mendatangkan
keredhaan Allah, yaitu mengakui Tiada Tuhan yang berhak disembah, dan dijuung
tinggi syariatnya kecualai Allah SWT, dan memeohon ampun kepadanya. Dua hal
yang sangat kita butuhkan adalah berdoa mohon syurga dan mohon dihindarkan dari
api neraka.
Tujuan Puasa tidak lain adalah agar kita
menjadi orang yang bertaqwa. Sementara taqwa adsalh menjalankan seluruh
perintah dan menjauhi sleuruh larangannya. Bisakah kita bertaqwa tanpa
perisai?? Dengan definisi taqwa seperti itu kita tidak mungkin mencapainya
tanpa perisai? Apakah perisai itu?
Perisai Diri : PUASA.
Puasa adalah perisai begi setiap muslim
yang serius mengamalkannya. HR Bukhori :”Kullu
amalibni abdam Lahu, illa shiyaam. Washoumu Li, Wa anna ajzii bihi. WA SHIYAMU
JUNNATUN” – Setiap amal ibnu adam itu baginya (pahalanya), kecuali siyam- dan
siyam itu untukku, aku yang akan memberikannya pahala- DAN PUASA ADALAH PERISAI….!
. Hadits lain Riwayat Ahmad : “Ashshiyamu Junnatun minannar Ka junnati ahadikum
minal Qital” – Puasa itu perisai dari api neraka sebagaimana perisai bagi
kalian ketika berperang”. Ya, puasa adalah perisai. Jika kita dapat menjalankan
hakekat puasa dalam perjalanan hidup kita. Inti dari puasa adalah MENAHAN DIRI
dan KESABARAN. Betapa banyak dosa diperbuat hanya karena orang tidak mampu
menahan diri dan bersabar. Banyak remaja putrid hamil, karena tidak mampu
menahan diri, pejabat korupsi, karena tidak menahan diri, ibu rumah tangga
kabur dari suami, karena tidak dapat menahan diri daan orang miskin menderita
kemudian bunuh diri karena kemiskinan… hanya karena tidak mampu menahan diri.
Perisai Ummat : IMAM
Islam adalah agama sempurna, tidak akan
hanya mengurus urusan pribadi dan tanpa aturan untuk urusan ummat. Jika saat
ini ada pembataian ummat dimana-mana, di Burma- Rohingnya puluhan ribu muslim
dibunuh, masjid dibakar, madrasah dimusnahkan, oleh Ekstrimis Budha? Jika di
Gaza tiap hari muslim dibunuh oleh yahudi-Israel, Jika di Pakistan
pesawat-pesawat tanpa awak milik Amerika setiap saat membunuh penduduk sipil
tak berdosa, di Irak, di Afganistan tentara salibis terus membunuhi ummat ini…
Sampai kapankah itu akan berakhir. Kenapa semua itu bisa terjadi??? Tak lain
dan tak bukan Ummat ini tidak punya perisai. Apakah perisai Ummat ini ?
IMAM-KHALIFAH, ya kita dibantai karena kita tidak punya perisai. Bukan
main-main , sudah hampir 90 tahun ummat ini tidak punya perisai. Sudah jutaan
muslimin mati sia-sia oleh kebuasan orang-orang kafir.
Rasul bersabda :
-“AL Imamu Junnatun, Yuqotalu min
waraihi – wa yuttaqo bihi –“ --
Imam, pemimpin, khalifah adalah Perisai, tempat dimana ummat berperang dibelakangnya
untuk meninggikan kalimah Allah, dan menyempurnakan ketaqwaan dengannya.
Ya tanpa imam mustahil taqwa kita dapat
sempurna. Banyak perintah Allah akan terbengkelai jika imam tidak aa, misalnya
:
An Nur ayat 2 : “Azzaniyatu wa zani
fajliduu kulla wahidin minhuma miatah jaldah…”
AL Maidah 38 : “Wa syariku wa syarikatu
faqto’u aidiyahumma….”
AL Baqoroh 178 : “Ya ayyuhalladzinaamanu
kutiba ‘alaikumul qishosh fil qotla…”
AL Imron 103 : “Wa’tashimu bihablillahi
jami;a wa latafarroqu…”
Semua itu perintahnya ditujukan kepada
KAUM MUSLIMIN SEMUA…, tetapi semua itu tidak dijalankan kecuali ada IMAM/
Khalifah. Maka jika kita tidak dapat menjalankan kewajiban kecuali dengan
adanya seorang imam, dan kewajiban-kewajiban itu adalah kewajiban besar yang
akan mentukan ketentraman masyarakat, maka kewajiban terbesar adalah berjuang
keras mewujudkan IMAM sang Perisai ummat. Tanpa itu kita tidak akan mungkin
mencapai kesempurnaan taqwa kita.
Wallau’alam bishawab.
Tuesday, July 3, 2012
Monday, July 2, 2012
SOMBONG
Kalisa Religia (edisi 25 - 2 Juli 2012)
Dalam QS Az Zumar ayat 71-72 Allah berfirman (artinya):
71-Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)." Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir
72. Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya" Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.
Apakah sebenarnya hakekat sombong itu? di dalam suatu hadits Rasulullah pernah bersabda :
Kesombongan dapat menimpa siapa saja. Tapi sombong seperti apakah yang dapat mengantar seseorang masuk neraka dan KEKAL DI DALAMNYA seperti QS Az Zumar 72? Apakah hanya karena gara-gara punya baju bagus atau mobil bagus lantas sombong kemudian harus masuk neraka dan kekal di dalamnya?
Dalam QS Az Zumar ayat 71-72 Allah berfirman (artinya):
71-Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)." Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir
72. Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya" Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.
Apakah sebenarnya hakekat sombong itu? di dalam suatu hadits Rasulullah pernah bersabda :
وعن
عبداللّه بن مسعودرضى اللّه عنه عن النّبىّ صلّى اللّه عليه وسلّم قال :
لايدخل الجنّةمن كان فى قلبه مثقال ذرّةمن كبر ، فقال رجل : انّ الرّجل
يحبّ ان يكون ثوبه حسناونعله حسنة ، قال : انّ اللّه جميل يحبّ الجمال .
الكبر : بطرالحقّ وغمط النّاس (رواه مسلم)٠
“Tidak
akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar dzarrah dari
kesombongan.” Salah seorang shahabat lantas bertanya: “Sesungguhnya
seseorang senang jika bajunya bagus dan sandalnya baik?” Maka beliau
bersabda: “Sesungguhnya Allah Dzat yang Maha Indah dan senang dengan
keindahan, Al-Kibru (sombong) adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.”(HR Muslim dalam Shahih-nya, Kitabul Iman, Bab: Tahrimul Kibri wa Bayanuhu)
Dalam riwayat lain:
لاَ
يَدْخُلُ النَّارَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ
إِيْمَانٍ وَلاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ
ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
“Tidak
akan masuk neraka seseorang yang di dalam hatinya ada sebesar biji sawi
dari keimanan dan tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya
ada sebesar biji sawi dari kesombongan.” (HR Muslim dalam Shahih-nya, Kitabul Iman, Bab: Tahrimul Kibri wa Bayanuhu)
Kesombongan dapat menimpa siapa saja. Tapi sombong seperti apakah yang dapat mengantar seseorang masuk neraka dan KEKAL DI DALAMNYA seperti QS Az Zumar 72? Apakah hanya karena gara-gara punya baju bagus atau mobil bagus lantas sombong kemudian harus masuk neraka dan kekal di dalamnya?
SImbol kesombongan adalah IBLIS dari kalangan JIN, sedangkan dari kalangan manusia adalah FIR'AUN. Ada kesamaan karakter IBLIS dengan fir'aun, yaitu SOMBONG. Iblis merasa lebih tinggi dari Adam, dan perasaan itu membuatnya menolak perintah Allah untuk sujud kepada Adam. Fir'aun lebih lagi, ia merasa menjadi Tuhan, dan marah besar ketika Musa mengajaknya menyembah Allah SWT.
jangan-jangan kita dalam hati kita memiliki sifat tersebut. Bukan baju bagus atau sandal bagus, tetapi kita menolak kebenaran syariat islam yang sudah jelas-jelas gamblang. Kita menolak hukum-hukum islam dengan alasan kita bukan negara agama, atau Indonesia plural, jadi hukum islam tidak cocok dst..dsb... Jadinya kita memilih-milih syariat yang enak-enak dan tanpa resiko. Membuang syariat yang "seram-seram" dan membuat marah orang-orang kafir.... na'uzubilllah.. marilah kita bertobat.
Cobalah kita cek diri kita jika disampaikan ayat-ayat Allah
SWT tentang :
- Hukum dera bagi pezina (QS An Nur 2)
- Hukum potong tangan bagi pencuri (QS Al Maidah 38)
- Hukum qishosh bagi pembunuh (QS Al Baqoroh 178)
- Jika berselisih faham, kembalinya ke Allah dan rasul (QS An Nisa 59)
Tanyakan pada diri kita, apakah ada penolakan tentang
kebenaran hukum itu? Apakah ada keberatan dan ada kesedihan bahwa hokum-hukum
itu tidak dilaksanakan oleh kaum muslimin? Atau malah sebaliknya keberatan
kalau hokum-hukum itu dilaksanakan ? jawaban dari semua itu adalah kadar
kesombongan kita terhadap hokum-hukum Allah. Semakin besar penolakan hokum-hukum
itu semakin besar pula kadar kesombongan kita. Dan bisa jadi jika hukum2
semacam itu dan yang setara kita tolak , sebenarnya kita telah menolak ISLAM
itu sendiri… yang mengancam kita untuk KEKAL di neraka, meskipun kita “MERASA”
islam dan berhak masuk syurga..
Monday, June 25, 2012
QODHO DAN QODAR
Kalisa Religia Episode 24-25
QODLO’ DAN QODAR
(Kalisa Religia Episode 24 dan 25 ) 25 Juni 2012
Dari Abi Abdirrahman Abdillah bin Mas’ud radiallahu’anhu, beliau
berkata: Kami diberitahu oleh Rasulullah dan beliau adalah orang yang juur lagi
terpercaya – Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya telah disempurnakan penciptaan salah seorang dari kalian
dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk sperma, kemudian dia
menjadi segumpal darah selama itu pula, kemudian menjadi segumpal daging selama
itu pula, kemudian Allah mengutus kepadanya malaikat, kemudian ditiupkan ruh
kepadanya, lalu malaikat tersebut diperintahkan untuk menulis empat perkara;
untuk menulis rizkinya, ajalnya dan amalannya dan nasibnya (setelah mati)
apakah dia celaka atau bahagia. Demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak
diibadahi selain Dia. Sesungguhnya salah seorang dari kalian benar-benar
beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga
hanya satu hasta, lalu dia didahului oleh catatan takdirnya, sehingga dia
beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga dia memasukinya. Dan salah seorang
di antara kalian benar-benar beramal dengan amalan ahli neraka, hingga jarak
antara dirinya dengan neraka hanya sehasta, lalu dia didahului oleh catatan
takdirnya, sehingga dia beramal dengan amalan ahli surga hingga dia
memasukinya. (HR Bukhari dan Muslim. Shahih dikeluarkan oleh Al Bukhari di
dalam [Bid’ul Khalqi/3208/Fath]. Muslim di dalam [Al Qadar/2463/Abdul Baqi]).
Jika kita membaca hadits diatas, maka kesan yang kita terima adalah
bahwa manusia itu tinggal menjalani saja apa-apa yang sudah ditetapkan Allah.
Manusia tidak memiliki kehendak memilih perbuatannya karena semua sudah ditulis
dan ditetapkan oleh Allah ketika ruh pertama kali ditiupkan dalam tubuh manusia
pada usia kandungan 4 bulan. Jadi apa
gunanya manusia berusaha ? toh semuanya sudah ditentukan. Semua kehendak
hakekatnya adalah kehendak Allah. Jika kita kurang hati-hati dalam memahami ini
bisa-bisa kita jadi fatalis dan menyalahkan Allah ketika terjadi keburukan yang
menimpa kita. Ketika akhirnya kita masuk neraka-pun kita menyalahkan Allah.
Qadha dan Qadar Allah telah mengatur semuanya. BENARKAH DEMIKIAN??
- Masalah qodlo’ dan qodar tidak pernah muncul di jaman shahabat. Masalah qodlo’ dan qodar muncul sekitar abad IV Hijriyah.Masalah mulai muncul ketika banyak ulama’ yang menerjemahkan buku-buku filsafat yunani ke dalam bahasa arab. Ulama’ tertantang untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam kajian filsafat yunani tersebut.
- Jika manusia menulis, kemampuan menulis itu atas kehendak siapa? Kehendak Tuhan atau kehendak manusia? Jika manusia sholat, itu atas kehendak siapa? Kehendak Allah atau kehendak manusia?Jika manusia shodaqah, itu kehendak siapa?Kehendak Allah atau kehendak manusia?Jika manusia mencuri, itu kehendak siapa?Kehendak Allah atau kehendak manusia? Jika manusia berzina, itu kehendak siapa?Kehendak Allah atau kehendak manusia?
- Jika jawabannya adalah: itu semua kehendak Allah! Mengapa Allah menghendaki, ada manusia yang “dipaksa” untuk berbuat baik? Mengapa ada manusia yang “dipaksa” untuk berbuat jahat?Dimana keadilan Allah? Mengapa kalau manusia “dipaksa” berbuat jahat, ketika di akherat harus disiksa di dalam neraka? Apakah Allah itu dzalim? Subhanallah, apakah demikian?
- Jika jawabannya sebaliknya : Itu semua adalah kehendak manusia! Berarti manusia mempunyai kebebasan untuk berbuat. Jika manusia memiliki “lingkaran kebebasan” berbuat, maka kehendak Allah itu terbatas. Berarti Allah tidak akan mengetahui apa yang akan diperbuat manusia, apakah dia akan pulang ke rumah atau terus pergi ke kantor? Berarti, Allah juga belum mengetahui, apakah seorang manusia itu akan masuk surga atau akan masuk neraka nantinya. Berarti, Iradah (kehendak) Allah itu terbatas, termasuk Ilmu Allah itu juga terbatas? Subhanallah, apakah demikian?
JIKA TIDAK :
- Berarti Allah Maha Berilmu, Allah Maha Mengetahui apa yang sudah terjadi, sedang terjadi maupun yang belum terjadi, termasuk yang lahir maupun yang batin. Berarti Allah pasti sudah mengetahui, apa yang belum dilakukan manusia, apakah nantinya akan menjadi baik atau akan menjadi jahat? Termasuk, Allah juga mengetahui secara pasti, manusia itu besok akan masuk surga atau masuk neraka. Jika Allah sudah tahu pasti, untuk apa sekarang manusia harus rajin beribadah? Harus rajin sholat? Harus rajin berdoa agar besuk dimasukkan ke dalam surga? Tidak ada gunanya! Karena Allah sudah tahu pasti surga dan nerakanya orang tersebut. Subhanallah, apakah demikian?
DIKALANGAN UMMAT ISLAM MENCATAT :
- Sejarah mencatat, ummat Islam akhirnya terbelah menjadi 2 kelompok ekstrim. Kelompok pertama diwakili oleh golongan mu’tazilah dan qodariyah yang memahami bahwa manusia itu memiliki kebebasan berkehendak (QS AL Kahfi (18):29-“Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka BARANG SIAPA INGIN BERIMAN HENDAKLAH IA BERIMAN, BARANG SIAPA INGIN KAFIR, BIARLAH IA KAFIR..”. Kelompok dua diwakili golongan jabariyah yang memahami bahwa manusia itu tidak memiliki kebebasan, semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah (WS Al Anfal(8):17: “Maka yang sebenarnya bukan kamu yang membunuh TETAPI ALLAHLAH YANG MEMBUNUH, bukan kamu yang melempar TETAPI ALLAH LAH YANG MELEMPAR”. Mana kelompok yang benar?
DALIL QODHO QODAR :
·
Tiada suatu bencanapun
yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah
tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. Al-Hadiid: 22) INI MASALAH
ILMU ALLAH
- Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal.“ (QS. 9: 51) INI MASALAH IRODAH ALLAH
SESUNGGUHNYA YANG SEMESTINYA DIBAHAS ADALAH :
- Masalah qodlo’ dan qodar itu tidak menyangkut 4 hal:
1. Perbuatan manusia, apakah diciptakan Allah atau diciptakan
manusia?
2. Iradah Allah, apakah meliputi seluruh kejadian atau tidak?
3. Ilmu Allah, apakah sudah mengetahui sebelum, selama dan sesudah
kejadian atau tidak?
4. Kitab Lauhul Mahfudz, apakah sudah mencatat semua kejadian dan
tidak mungkin dirubah atau tidak?
- Mengapa masalah qodlo’ dan qodar tidak membahas ke-4 masalah di atas? Karena ILMU ALLAH, KEHENDAK ALLAH, LAUHUL MAHFUZ, IRODAH ALLAH, PERBUATAN ALLAH semua itu diluar jangkauan akal manusia (TIDAK ADA GUNANYA DIPERDEBATKAN, Akal tidak akan mampu).
- SEHARUSNYA YANG PERLU DI BAHAS ADALAH : PERBUATAN MANUSIA !!
- FAKTA PERBUATAN MANUSIA : BEBAS ATAU TERPAKSA?? Kalau bebas, kenapa kita tidak dapat mengendalikan detak jantung kita sendiri. Kalau terpaksa, kenapa harus dimintai petanggungan jawab. Kalau salah masuk neraka, berarti Allah gak adil dong, terpaksa kok dimasukkan neraka.
- JIKA DIPERHATIKAN
FAKTA PERBUATAN/HAL YANG MENIMPA MANUSIA, AKAN NAMPAK JELAS DAPAT DIBAGI
MENJADI DUA :
1.MENGUASAI MANUSIA/ MANUSIA DIPAKSA (INI DILUAR KEBEBASAN MANUSIA MEMILIH) - misalnya Kulit sawomatang, tidak bisa terbang, kalau tidak makan mati, dll. Atau hasil perbuatan yang diluar kuasa manusia, misalnya menembak burung , malah terkena orang (tidak sengaja). Naik pesawat, ternyata pesawatnya menabrak gunung. Terhadap hal-hal seperti ini tidak berlaku HISAB ALLAH. Hal-hal seperti inilah yang disebut QODLO’ ALLAH yang wajib diimani dan diterima dengan syukur (kalau baik) atau sabar (kalau buruk).
2. DIKUASAI MANUSIA, MANUSIA BEBAS MENENTUKAN
PILIHANNYA – misalnya mau tidur atau terus belajar, mau shalat atau tidaur
saja, mau mencuri atau bekerja baik-baik. Mau berzina atau menikah baik-baik
dll. Terhadap masalah seperti ini berlakU HISAB ALLAH dan manusia akan dimintai
pertanggungan jawab. Kalau sesuai syariat akan diberi pahala, kalau tidak
sesuai akan diberi siksa.
MASALAH QODAR
- Allah sudah berkehendak bahwa bahwa setiap benda/perbuatan memiliki Qadar/khasiat : misalnya api membakar, pisau mengiris, roti mengenyangkan jika dimakan dll. Khasiyat ini tidak dihisab oleh Allah. MANUSIA BEBAS Menggunakan Khasiat benda-benda ini. Penggunaan khasiyat benda ini yang akan DIHISAB OLEH ALLAH. Misalnya khasiyat api membakar digunakan untuk memasak atau membakar rumah orang?
- Khasiyat atau Qodar itu juga ada padah tubuh manusia, misalnya : mata melihat, telinga mendengar, mulut bisa berbicara, perut lapar-kenyang, kelamin …..MANUSIA JUGA BEBAS menggunakan khasiyat tersebut. Apakah akan digunakan sesuai syariat atau melanggar syariat.
MASALAH IRODAH
ALLAH :
Irodah atau kehendak Allah meliputi segala sesuatu. Termasuk
terhadap kehendak manusia.
Almudatsir 55. “Maka
barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya (Al
Quran).” 56:” 56. Dan mereka tidak akan mengambil
pelajaran daripadanya kecuali (jika) Allah menghendakinya. Dia (Allah)
adalah Tuhan Yang patut (kita) bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun”
Tetapi salah satu kehendak
Allah adalah Allah membebaskan manusia agar manusia bebas berkehendak : Barang siapa yang ingin kafir, silahkan,
ingin beriman silahkan. (AL Kahfi 29)
Monday, June 18, 2012
HIDAYAH DAN DLOLALAH
Kalisa Religia Episode 23 (18 Juni 2012)
HIDAYAH DAN
DHOLALAH
Banyak sering kita dengar seseorang ditanya: kok anda belum
naik haji, padahal padahal anda mampu? Dijawab:”sebenarnya saya ya pengin naik
haji, TAPI SAYA BELUM DAPAT PETUNJUK”. Ada lagi seorang wanita ditanya:”anda
muslimah, kok belum pakai kerudung ya?” dijawab sama : “sebenarnya saya ingin
pakai kerudung, tetapi sampai saat ini saya belum dapat petunjuk”. Bahkan ada
dosen non moslim yang mengajar ilmu-ilmu islam di perguruan tinggi islam negri,
ketika ditanya :”Kenapa anda tidak masuk islam saja”, juga dijawab sama :”SAYA
BELUM DAPAT PETUNJUK”. Ada lagi seorang tuna susila mengatakan : “saya
sebenarnya ingin berhenti dari pekerjaan ini, tapi saya belum dapat hidayah…”.
Benarkah petunjuk itu sesuatu yang harus ditunggu-tunggu
dengan pasif, dan ketika secara “kebetulan” Allah memberi petunjuk, maka
jadilah ia orang yang beruntung, dan jika “kebetulan” Allah tidak memberi
petunjuk, kasihan dan sial-lah orang tersebut. Ataukah petunjuk itu harus dicari
secara pro-aktif oleh manusia. Sehingga jika kemudian Allah memberinya
petunjuk, maka itu sudah sepadan dengan usaha yang dia lakukan?.
Pendapat yang menyatakan petunjuk itu pasif ditunggu
adalah berdasarkan beberapa ayat antara lain :
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka dialah
yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, Maka merekalah
orang-orang yang merugi. (Al-‘Araf [7]: 178).
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk,
akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang
dikehendaki-Nya. (Al-Baqarah [2]: 272)
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya
petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan
barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan
dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. begitulah
Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (Al-An’am [6]:
125)
Pendapat yang menyatakan bahwa petunjuk itu harus dicari
berdasarkan ayat-ayat :
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka
(pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat,
Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu
menganiaya hamba-hambaNya. (Al-Fushilat [41]: 46)
Katakanlah: “Jika Aku sesat Maka Sesungguhnya Aku sesat atas
kemudharatan diriku sendiri; dan jika Aku mendapat petunjuk Maka itu adalah
disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya dia Maha
mendengar lagi Maha Dekat”. (As-Saba’ [34]:50)
Barangsiapa yang
berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), Maka Sesungguhnya dia berbuat itu untuk
(keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya dia
tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat
memikul dosa orang lain, dan kami tidak akan meng’azab sebelum kami mengutus
seorang rasul. (Al-Israa [17]: 15)
Jika dikumpulkan ayat-ayat tentang hidayah (petunjuk) dan
dhalalah (kesesatan) ternyata akan kita temukan kenyataan bahwa :
- Allah memberikan tingkatan hidayah, antara lain :
·
Hidayah khalqiah (Akal
dan Naluri kepada kebenaran )
-ALam naj’alhu ‘ainain, wa lisanaw
wasyafatain, WA HADAINAHUM NAJDAIN (Al Balad 8-10). Dan aku telah menunjuki
kepadanya dua jalan
-FA ALMAHA FUJURAHA WA TAQWA HA (Asy
Syam 8). Maka aku ilhamkan kepadanya jiwa sesat dan jiwa taqwanya.
·
Hidayah Irsyad wal Bayan
(Petunjuk dan penjelasan)
-
Al Baqoroh 185 (bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al
Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).)
·
Hidayah Taufiqiyyah (Hidayah yang langsung dari Allah) : diberikan
kepada orang-orang yang mencari petunjuk
-
Dan orang-orang yang mau
menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan
ketaqwaannya. (Muhammad [47]: 17)
-
”Dan orang-orang yang
berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada
mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang
yang berbuat baik.” (Al Ankabut (29): 69)
- Allah memberi petunjuk (hidayah taufik) kepada orang yang bersungguh-sungguh mencari petunjuk
- Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orangb yang zalim (QS AL JUmah 5), tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik (QS As Shaaf : 5),
- Allah tidak menganiaya hambanya, tetapi hamba itu yang menganiaya diri sendiri (AN Nisa97).
Sesungguhnya
orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri[342],
(kepada mereka) malaikat bertanya : "Dalam keadaan bagaimana kamu
ini?." Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di
negeri (Mekah)." Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu
luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?." Orang-orang itu
tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali
Monday, June 4, 2012
DOSA INVESTASI
Kalisa Religia Episode 22
Di zaman ini, kita akrab pasti dengan kata investasi. Jika kita memiliki modal, kita investasikan pada cara tertentu entah pada usaha real, perbankan atau cara lain. Yang jelas begitu kita menaruh modal , maka kita berharap akan mendapatkan kiriman keuntungan. Lantas apa maksud dosa investasi? tidak bermaksud mengupas dosa pada investasi yang haram, tetapi yang kami maksudkan adalah Dosa Yang Kita Dapatkan Padahal Kita Tidak Melakukan Perbuatan Dosa. Kita Cukup hanya DIAM, maka kita mendapatkan kiriman dosanya. Apakah dosa itu? Itulah dosa-dosa sistemik, yaitu dosa yang dilakukan karena kita tidak mau menerapkan Islam secara sistemik. Jika ada seorang muslim melakukan dosa, maka muslim lain yang tidak melakukan apa-apa, cukup dengan DIAM akan mendapatkan kiriman dosanya. Jenis dosa investasi ini luar biasa. Karena ia termasuk dosa-dosa besar. Seperti berzina, mencuri, atau membunuh.
Bagaimana penjelasannya? Sederhana saja. Jika ada seorang yang berzina, siapa yang berdosa? Dengan lugu kita pasti bilang :"ya yang berzina dong..! masa saya yang gak ikutan harus menanggung dosa.". Tapi kami katakan jawaban itu salah. Jawaban yang benar adalah: "Jika ada yang berzina, maka yang berdosa adalah yang berzina dan semua kaum muslimin yang diam". Yang berzina jelas dosa karena ia berzina. Kaum muslimin semua dosa karana ia DIAM terhadap perintah Allah Surat AN Nur ayat 2.
Kalau ada yang mencuri siapa yang berdosa? jawabannya mirip: " Yang mencuri dan seluruh kaum muslimin". Yang mencuri berdosa karena mencuri, dan kaum muslimin semua dosa karena ia DIAM terhadap perintah Allah QS AL Maidah ayat 38.
Demikian seterusanya, jika ada yang membunuh, siapa yang berdosa? Jawabanya:" yang membunuh dan seluruh kaum muslimin". Yang membunuh dosa karena membunuh, seluruh kaum mulismin dosa karena DIAM terhadapa perintah Allah ayat 178 surat Al Baqarah. dst dst... aduhai berapa banyak orang berzina, dan mencuri setiap hari, berapa orang yang membunuh setiap hari,.. berapa sebulan berapa setahun... dan berapa kiriman dosa yang kita lakukan karena kita DIAM????????
Bagaimana kita bisa terhindar dari dosa-dosa semacam itu? Atau masih kurang percayakah bahwa DIAM itu adalah dosa? Mari kita renungkan ayat Allah QS Al Anfal 25 : "Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya". Inilah perintah bagi kita untuk terhindar dari siksa dan dosa... yaitu bergerak dan berjuang agar keadaan ini tidak seterusnya seperti ini. Yakni dengan berjuang agar Islam secara sistemik dapat berjalan . Jangan berpuas dengan islam ritual, shahadat, shalat, zakat,haji, shadaqoh, dst.. yang berskala individu sementara abai dan tidak serius dan bahkan alergi tidak tertarik mendakwahkan islam Sistemik. Wal hasil kita kelihatan alim dan sangat "beragama" sementara sebenarnya kita telah zholim karena membiarkan ummat ini tidak kunjung mengerti hakekat Islam yang mestinya MENGATUR SELURUH KEHIDUPAN KITA. Jangan-jangan segala pahala dari ritual kita tidak mencukupi untuk menebus dosa-dosa investasi yang semakin deras dikirim ke rekening kita setiap detik .....Nauzubilahi minzalik..
Di zaman ini, kita akrab pasti dengan kata investasi. Jika kita memiliki modal, kita investasikan pada cara tertentu entah pada usaha real, perbankan atau cara lain. Yang jelas begitu kita menaruh modal , maka kita berharap akan mendapatkan kiriman keuntungan. Lantas apa maksud dosa investasi? tidak bermaksud mengupas dosa pada investasi yang haram, tetapi yang kami maksudkan adalah Dosa Yang Kita Dapatkan Padahal Kita Tidak Melakukan Perbuatan Dosa. Kita Cukup hanya DIAM, maka kita mendapatkan kiriman dosanya. Apakah dosa itu? Itulah dosa-dosa sistemik, yaitu dosa yang dilakukan karena kita tidak mau menerapkan Islam secara sistemik. Jika ada seorang muslim melakukan dosa, maka muslim lain yang tidak melakukan apa-apa, cukup dengan DIAM akan mendapatkan kiriman dosanya. Jenis dosa investasi ini luar biasa. Karena ia termasuk dosa-dosa besar. Seperti berzina, mencuri, atau membunuh.
Bagaimana penjelasannya? Sederhana saja. Jika ada seorang yang berzina, siapa yang berdosa? Dengan lugu kita pasti bilang :"ya yang berzina dong..! masa saya yang gak ikutan harus menanggung dosa.". Tapi kami katakan jawaban itu salah. Jawaban yang benar adalah: "Jika ada yang berzina, maka yang berdosa adalah yang berzina dan semua kaum muslimin yang diam". Yang berzina jelas dosa karena ia berzina. Kaum muslimin semua dosa karana ia DIAM terhadap perintah Allah Surat AN Nur ayat 2.
Kalau ada yang mencuri siapa yang berdosa? jawabannya mirip: " Yang mencuri dan seluruh kaum muslimin". Yang mencuri berdosa karena mencuri, dan kaum muslimin semua dosa karena ia DIAM terhadap perintah Allah QS AL Maidah ayat 38.
Demikian seterusanya, jika ada yang membunuh, siapa yang berdosa? Jawabanya:" yang membunuh dan seluruh kaum muslimin". Yang membunuh dosa karena membunuh, seluruh kaum mulismin dosa karena DIAM terhadapa perintah Allah ayat 178 surat Al Baqarah. dst dst... aduhai berapa banyak orang berzina, dan mencuri setiap hari, berapa orang yang membunuh setiap hari,.. berapa sebulan berapa setahun... dan berapa kiriman dosa yang kita lakukan karena kita DIAM????????
Bagaimana kita bisa terhindar dari dosa-dosa semacam itu? Atau masih kurang percayakah bahwa DIAM itu adalah dosa? Mari kita renungkan ayat Allah QS Al Anfal 25 : "Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya". Inilah perintah bagi kita untuk terhindar dari siksa dan dosa... yaitu bergerak dan berjuang agar keadaan ini tidak seterusnya seperti ini. Yakni dengan berjuang agar Islam secara sistemik dapat berjalan . Jangan berpuas dengan islam ritual, shahadat, shalat, zakat,haji, shadaqoh, dst.. yang berskala individu sementara abai dan tidak serius dan bahkan alergi tidak tertarik mendakwahkan islam Sistemik. Wal hasil kita kelihatan alim dan sangat "beragama" sementara sebenarnya kita telah zholim karena membiarkan ummat ini tidak kunjung mengerti hakekat Islam yang mestinya MENGATUR SELURUH KEHIDUPAN KITA. Jangan-jangan segala pahala dari ritual kita tidak mencukupi untuk menebus dosa-dosa investasi yang semakin deras dikirim ke rekening kita setiap detik .....Nauzubilahi minzalik..
Sunday, May 27, 2012
THAGHUT
Banyak istilah-istilah kunci, namun kurang banyak difahami oleh sebagian kaum msulimin, karena rendahnya perhatian mereka pada kitab sucinya.
Istilah-istilah itu misalnya JIZYAH (QS 9:30), QISHOS (QS 2:178), QITAL (QS 2:216), dan THAGHUT. Istilah THAGHUT ini adalah istilah Alquran. Untuk menyebut sesembahan lain selain Allah. Apa saja selain Allah, entah itu syetan, dukun, filosof, pimpinan, Undang-undang, ide, atau apa saja yang disembah (ditaati melebihi ketaan kita kepada Allah) maka ia berpotensi menjadi Thoghut. Allah berfirman, tidak ada paksaan dalam agama (baca masuk Islam), sungguh telah jelas yang haq dari yang bengkok. Barang siapa kufur/ingkar kepada THOGHUT dan beriman kepada ALLAH, sungguh ia telah berpegang kepada tali yang sangat kokoh, yang tidak akan putus. Allah maha mendengar lagi maha mengatahui. (QS:2:256).
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkailah dalam alquran yang merupakan istilah mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah Thoghut /syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS 2:257)
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkailah dalam alquran yang merupakan istilah mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah Thoghut /syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS 2:257)
Firman yang lain dalam surat an Nisa ayat 60 : Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut[312], padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya
|
Monday, May 21, 2012
KETIKA AJAL MENJEMPUT
Episode 20 Kalisa Religia
KETIKA AJAL MENJEMPUT
Tiap-tiap umat
mempunyai batas waktu[537]; maka apabila telah datang
waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya
barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya
"Bahwa malaikat maut meperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenung wajah seseorang, didapati orang itu ada yang gelak-ketawa. Maka berkata Izrail : Alangkah herannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah Taala untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih berhura-hura dan bergelak-tawa. hari=24 jam atau 1440 menit, dalam sehari kita dikunjungi malaikat maut sebanyak 7
kali, dengan kata lain dalam sehari kita malaikat maut mengunjungi kita setiap 20,57 menit.
KETIKA AJAL MENJEMPUT
Banyak orang memahami bahwa
kematian itu terjadi karena sebab-sebab tertentu. Jika orang terkena penyakit
kanker, kemudian tidak dapat disembuhkan, akhirnya mati. Orang yang jatuh ke
jurang, kemudian kepalanya pecah, itulah yang menyebabkan kematian. Orang yang
ditusuk dengan pisau, tepat mengenai jantungnya, itulah yang menyebabkan
terjadinya kematian. (Kesalahan Jenis
Pertama)
Sebagian orang juga meyakini
kematian itu datangnya dari Allah semata. Usaha manusia itu tidak ada gunanya. Manusia cukup
hanya pasrah pada Allah. Apapun yang ditetapkan Allah, itulah ajal kita.
Manusia tidak perlu bersusah-payah dalam menghindari kematian. Semua sudah
sesuai ajalnya (Ini Kesalahan Jenis
kedua).
Lalu bagaimana pemahaman yang benar tentang
kematian?
Sesunggguhnya kematian adalah perkara yang GHOIB,
kapan, dimana, apa penyebabnya bukanlah perkara yang dapatg disandarkan kepada
akal belaka, tetapi harus dicari dari sumber informasi tentang hal-hal yang
ghoib, yaitu Alquran dan sunnah Rasul. Apa yang dikira sebagai penyebab
kematian sesungguhnya bukan penyebab (AL-Asbab),
tetapi adalah Al-Haal (apa-apa yang
biasanya terjadi yang dapat menghantarkan kepada kematian, dan bersifat tidak
pasti). Adapun Asbab (hal yang pasti) penyebaba kematian itu sendiri adalah
DATANGNYA AJAL. Sebagaimana firman Allah berikut :
Dalil menunjukkan REALITAS KEMATIAN BERASAL DARI
ALLAH sebagai –ALMUHYI (Yang menghidupkan) dan Al MUMIT (Yang Maha Mematikan).
Kapan kalau sudah sampai AJALnya.
“Sesuatu
yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan
yang Telah ditentukan waktunya” (QS. Ali Imran: 145)
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa
(orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang
telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu
yang ditetapkan[1313]. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (QS. Az-Zumar: 42)
KEMATIAN
TIDAK DAPAT MAJU /MUNDUR: KETENTUAN DI TANGAN ALLAH.
“Dan
Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila Telah
datang waktu kematiannya” (QS. Al-Munafiqun: 11)
AL
–A’rof (34), diulangi dengan redaksi sama di Yunus:49, diulangi :dengan redaksi
beda di An Nahl 61.
Jika
ajal tiba manusi tidak dapat lari. Ajal tidak dapatg dimajukan (meskipun orang
sakit parah dan ingin bunuh diri), atau dimundurkan (meskipun orang berlindung
dibalik benteng yang kokoh).
DILUAR
KUASA MANUSIA (Yakin kematian dari Allah, Yakin Allah selalau melindungi,
memuncujlkan semanagt berjuang tanpa takut2) Ini tidak dihisab. YANG DIDALAM
KUASA MANUSIA (SENANTIASA TERIKAT DENGAN SYARIAT ALLAH, Jangan ke dukun jika
berobat, Senantiasa terikat dengan hukum Allah (SUNNATULLAH) dalam menghindari kematian.. Menjag
akesehatan dll)
Fungsi
memahami kematian yang benar
•
Selalu
berani dan bersemangat (karena
dilindungi Allah).
•
Selalu
terikat dengan hukum syara’ dalam hidup dan berjuang (karena kita mesti mengupayakan Al-haal
kematian yang paling tinggi nilainya).
•
Akan
senantiasa berhati-hati dalam hidup dan berjuang (karena tidak boleh masuk kategori bunuh diri).
•
Tidak
takut mengambil resiko dalam perjuangan yang menuntut kita untuk menegakkan agama.
•
Senantiasa bercita-cita
untuk mati syahid.
Sebuah hadis Nabi s.a.w yang diriwayatkan oleh Abdullah bin
Abbas r.a, bahwa Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya :"Bahwa malaikat maut meperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenung wajah seseorang, didapati orang itu ada yang gelak-ketawa. Maka berkata Izrail : Alangkah herannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah Taala untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih berhura-hura dan bergelak-tawa. hari=24 jam atau 1440 menit, dalam sehari kita dikunjungi malaikat maut sebanyak 7
kali, dengan kata lain dalam sehari kita malaikat maut mengunjungi kita setiap 20,57 menit.
Friday, January 6, 2012
DAKWAH
Sebuah kata yang sering dan selalu kita dengar. Bahkan pada sementara kalangan sangat akrab. Setiap kali disebut dengan berbagai kata turunannya. Kata-kata turunan itu misalnya "maslahah dakwah","aktivis dakwah", "mujahid dakwah", "gerakan dakwah", "partai dakwah", "dakwah bil hal", "dakwah kultural", "dakwah politik", dll, dsb. Penulis pernah suatu saat memasuki sebuah blog yang FULL bicara tentang DAKWAH. Judul-judul blog penuh nasehat, seperti "BEKAL UNTUK PEJUANG DAKWAH", " NASEHAT UNTUK AKTIVIS DAKWAH", "KETIKA DAKWAH MULAI FUTUR".. dll. Tapi saya telusuri satu demi satu blog itu artikel-artikelnya tidak satupun mendefinisikan APA ITU DAKWAH? Yah mungkin penulis blog berasumsi bahwa seluruh pembacanya tahu dan mengerti apa itu dakwah.
Pada kenyatannya kadang kita bicara sesuatu konsep dengan teman sementara lawan bicara dengan kita memiliki pemahaman yang berbeda tentang konsep yang sedang kita bicarakan tersebut. Demikian juga tentang konsep DAKWAH. Sering sekali pemahaman pembicara berbeda dengan lawan bicara dan kemudian adu argumen seru dengan pemahaman yang berbeda tersebut.Apa lalu sebenarnya DAKWAH itu?
Secara bahasa dakwah berasa dari kata da'a, yang artinya menyeru atau mengajak, manusia agar mau mengikuti ajakan sang penyeru (da'i). Secara istilah dakwah (atau tepatnya "dakwah islam")berarti menyeru atau mengajak ummat manusia untuk mau menerima Islam dan mengamalkannya. Dari sinilah muncul keluasan makna yang sangat besar. Islam mencakup segala macam aspek rinci yang sangat luas. Seseorang bisa mengambil bagian manapun dari islam yang akan dia pilih agar orang lain mau mengikuti. Seorang guru TPA yang mengajak anak-anak belajar Juzz Amma juga sudah ber-dakwah, demikian juga Guru Ngaji di kampung yang mengajari tata cara shalat jenazah juga sudah berdakwah, atau seorang "politikus" bisa mengatakan bahwa dai masuk parlemen karena ingin berdakwah di parlemen dan agar parlemen bisa lebih "islami" gitu.
Nah, di sini mulai terbuka perbedaan pemahaman tentang dakwah. Seseorang bisa saja ingin jadi da'i single fighter yang "pekerjaan-nya" ceramah di mana-mana, mengisi pengajian di mana-mana, dan bicara apa saja yang penting "islam". Tapi orang tersebut enggan dan tidak mau mengikatkan diri dengan jamaah dakwah. Lho apa yang salah? Apa pula itu "jamaah dakwah"? apakah "kumpulan orang-orang yang pekerjannya berdakwah?". DI sini muncul konsep lagi yang baru yang harus disamakan dulu persepsinya, yaitu "JAMAAH DAKWAH".
Pengertian JAMAAH DA'WAH.
Setiap orang yang bergabung dengan jamaah dakwah pastinya telah membaca ayat alquran AL Imran 104 ini :
Ayat ini oleh saudara-saudara dari kalangan Muhammadiyah sering disebut ayat Muhammadiyah, karena dari sinilah lahir gerakan dakwah Muhammadiyah. Tentu muhammadiyah selaku gerakan dakwah. Disimpulkan bahwa untuk dakwah kepada Islam tidak mungkin berjalan sendiri-sendiri, organisasi atau jamaah itu hukumnya wajib, harus ada. Jika kemungkaran terorganisir dan berjamaah dengan rapi maka bagaimana kebaikan bisa mengalahkan kemungkaran jika ia tidak terorganisir. Dari sini dapat dimengerti bahwa jika seseorang tidak mau mengikatkan dengan jamaah dakwah sesungguhnya dakwah nya akan lemah. Meskipun bisa saja ia tetap disebut seorang da'i. Tapi hasil seruan-nya akan sangat terbatas.
Lantas apa tujuan jamaah dakwah?
Di Indonesia ini banyak sekali jamaah dakwah, sekedar menyebut yang sering muncul : Muhammadiyah, NU, FPI, MMI, HTI, Jamaah Tabligh, Majlis AdzZIkra, Majlis tafisr Alquran (MTA), Salafi, Persis, Tareqat-tareqat sufi, partai-partai politik islam, atau sekedar majlis-majlis taklim ibu-ibu dst dll. Kenapa jamaah itu sedemikian banyak? dan apakah dibolehkan jamaah yang banyak tersebut? Ada sementara pihak yang melarang firqoh-firqoh yang banyak dengan menggunakan hadits nabi tentang nanti ummatku akan pecah menjadi 73 golongan. Alasan seperti itu enurut hemat kami kurang tepat, karena adanya jamaah dakwah yang banyak tersebut muncul dari perbedaan di dalam memandang islam, perjuangan islam, dan prioritas perjuangannya. Jamaah yang banyak tersebut "Insya Allah" semuanya bertujuan ingin memperbaiki islam, ingin memperjuangkan islam, dan ingin agar ummat islam berjaya kembali di bumi ini. Tetapi ketika mereka memandang bagaimana memperjuangkan islam, apa yang harus diperjuangkan lebih dahulu, dan bagaimana menerjemahkan perjalanan dakwah nabi, mereka berbeda pendapat. Jadilah mereka bertahan dengan masing-masing pendapatnya ini dalam memperjuangkan islam. dan semuanya adalah "jamaah dakwah", semuanya bertujuan ingin islam mulia, ingin islam jaya. Dus tujuannya sama :"BERJAMAAH DALAM RANGKA MEMPERJUANGKAN ISLAM".
Lantas apa tujuan jamaah dakwah?
Di Indonesia ini banyak sekali jamaah dakwah, sekedar menyebut yang sering muncul : Muhammadiyah, NU, FPI, MMI, HTI, Jamaah Tabligh, Majlis AdzZIkra, Majlis tafisr Alquran (MTA), Salafi, Persis, Tareqat-tareqat sufi, partai-partai politik islam, atau sekedar majlis-majlis taklim ibu-ibu dst dll. Kenapa jamaah itu sedemikian banyak? dan apakah dibolehkan jamaah yang banyak tersebut? Ada sementara pihak yang melarang firqoh-firqoh yang banyak dengan menggunakan hadits nabi tentang nanti ummatku akan pecah menjadi 73 golongan. Alasan seperti itu enurut hemat kami kurang tepat, karena adanya jamaah dakwah yang banyak tersebut muncul dari perbedaan di dalam memandang islam, perjuangan islam, dan prioritas perjuangannya. Jamaah yang banyak tersebut "Insya Allah" semuanya bertujuan ingin memperbaiki islam, ingin memperjuangkan islam, dan ingin agar ummat islam berjaya kembali di bumi ini. Tetapi ketika mereka memandang bagaimana memperjuangkan islam, apa yang harus diperjuangkan lebih dahulu, dan bagaimana menerjemahkan perjalanan dakwah nabi, mereka berbeda pendapat. Jadilah mereka bertahan dengan masing-masing pendapatnya ini dalam memperjuangkan islam. dan semuanya adalah "jamaah dakwah", semuanya bertujuan ingin islam mulia, ingin islam jaya. Dus tujuannya sama :"BERJAMAAH DALAM RANGKA MEMPERJUANGKAN ISLAM".
Kalau tujuannya sama, lantas kenapa mesti berbeda? Ya jawabannya karena perbedaan dalam memandang prioritas dan metode dakwah. Ada yang memandang yang mendesak adalah mengatasi kemiskinan dan memperbaiki pendidikan. Maka dakwah harus dimulai dari sana. Memandang bahwa dakwah melalui politik akan banyak kendala, maka mulai lah dakwah dengan pendekatan kultural. Yang lain memandang bahwa kehancuran ini karena ummat rusak aqidahnya, kotor dan berlepotan dengan syirik dan bid'ah. Maka dakwah harus dimulai dengan memurnikan akidah yang semurni-murninya. Yang lain lagi memandang bahwa dalam islam itu jamaah dapat diukur dengan sejauh mana jamaah shalat sudah dilakukan, kalau jamaah shalat saja kacau balau, apalah lagi jamaah yang lebih luas dalam bentuk politik atau mengatur negara? Yang lain lagi melihat bahwa dalam kehidupan ini pihak yang menjadi panglima kehidupan adalah politik. Segala sesuatu dimulai dari politik, dan pemerintahan yang rusak adalah sumber dari segala bentuk kerusakan. Oleh karena itu maka dakwah harus dimulai dari politik. Nabi adalah seorang politikus yang ulung....!!!
Yang lain lagi memandang bahwa politik itu kotor, politik itu panglimanya adalah kepentingan. Dan kerusakan ini disebabkan karena manusianya rusak. Dan manusia itu rusak karena hatinya rusak. Maka memperbaiki sistem yang rusak harus dimulai dengan memperbaiki manusianya. Dan memperbaiki manusia harus dimulai dengan memperbaiki HATINYA. QOLBUNYA mesti di-"menej" dengan benar dan baik, baru ia akan menjadi manusia yang baik.
Mungkin kita akan bingung, karena sepintas kilas semua jawaban itu benar adanya. Lantas adakah jawaban yang paling benar??? Lantas sebaiknya ikut jamaah yang mana?? Atau kalau bingung ya tidak usah berjamaah saja. Atau ikut "jamaah bingung" saja?.
Memilih Jamaah Dakwah
Subscribe to:
Posts (Atom)